Makassar, Hotfokus.com
Pembangunan RS Pendidikan UIN Alauddin ini pertama kali dilakukan pada tahun 2011 oleh PT Waskita Karya. Kemudian pembangunan tahap kedua dimulai tahun 2013, dengan kontraktor pelaksana PT Waskita Karya. Pembangunan kemudian berlanjut ke tahap ketiga pada tahun 2015, dengan pelaksana PT Jasa Bakti Nusantara, hingga akhirnya gedung RS tersebut berhenti pengerjaannya lantaran permasalahan anggaran, hingga proyek itu disebut sebagai proyek mangkrak.
“Hingga akhirnya berdasarkan Perpres 34 (Tahun 2018), Kementerian PUPR mendapatkan penugasan dari Presiden untuk melaksanakan renovasi terhadap bangunan-bangunan perguruan tinggi yang mangkrak. Pembangunan kemudian dilanjutkan tahun 2020,” ungkap Kepala BPPW Sulawesi Selatan, Ditjen Cipta Karya, Dr. Ir. H Ahmad Asiri, M.Si, dalam kegiatan Press Tour Forwapu di Makassar, Selasa (9/11/2021).
Ahmad menjelaskan, proyek pembangunan RS pendidikan UIN Alauddin tersebut dibiayai melalui APBN, dengan perincian yaitu untuk pelaksanaan proyek konstruksi yang dilakukan PT Wika Gedung, anggarannya sejumlah Rp147.367.900.000. Kemudian untuk Konsultan Manajemen Konstruksi dilaksanakan oleh PT. Genta Prima Pertiwi dengan nilai kontrak Rp1.550.199.200, serta Konsultan Pengawasan Berkala yang dilakukan oleh PT. Dana Consultant dengan anggaran Rp487.027.000.
“Waktu pelaksanaan (konstruksi) 525 hari kalender. Kita mulai 23 November 2020 dan Insyaallah di 25 April 2022 kita akan melakukan serah terima,” ungkap Ahmad.
Sementara itu, Wakil Rektor IV (Bid. Kerjasama dan pengembangan Lembaga), UIN Alauddin Makassar, Dr.H.Kamaluddin Abunawas, M.Ag mengatakan, rumah sakit tersebut sangat penting bagi masyarakat kota Makassar serta bagi para mahasiswa Fakultas Kedokteran di civitas akademika tersebut. Sebab, tanpa keberadaan rumah sakit tersebut, mahasiswa Kedokteran UIN Alauddin Makassar tidak memiliki tempat untuk melaksanakan praktek.
“Jurusan Kedokteran yang ada di UIN Alauddin ini tidak bisa mendapatkan akreditasi yang baik kalau dia tidak punya rumah sakit. Jadi itu sangat utama,” ungkap Kamaluddin.
Ia berharap, penyelesaian pembangunan rumah sakit tersebut tidak mundur lagi dari jadwal, sebab pada saat yang sama pihak kampus UIN Alauddin Makassar juga tengah melakukan pengadaaan alat-alat kesehatan.
Kamaluddin mengapresiasi Kementerian PUPR yang sejauh ini mampu memberikan keyakinan bahwa proyek rumah sakit pertama dibawah naungan PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) tersebut akan selesai tepat waktu dan tidak akan mangkrak pengerjaannya.
“Sebab salah satu prodi yang paling banyak peminat di UIN Alauddin Makassar adalah Kedokteran. Namun dari ribuan pendaftar yang diterima hanya 50 orang. Itulah kepentingan kami kenapa ini harus dipercepat pembangunannya, karena terkait dengan akreditasi,” tuturnya.
Sebagai informasi saja, Rumah Sakit Pendidikan UIN Alauddin Makassar nantinya memiliki 4 keunggulan dibandingkan rumah sakit lainnya di Kota Makassar, yaitu menjadi rumah sakit haji dan umrah, rumah sakit ibu dan anak, rumah sakit dengan sistem pengobatan ala Nabi Muhammad SAW, serta rumah sakit yang berfungsi sebagai rehabilitasi medik.
Progres pembangunan Rumah Sakit Pendidikan UIN Alauddin Makassar sendiri saat ini realisasinya sudah 79,46 persen, dari target 77,09 persen. Pembangunan saat ini telah masuk minggu ke-51 dari target 76 minggu waktu pekerjaan sesuai kontraktual. (SNU)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *