ads_hari_koperasi_indonesia_74

BELAIN Apresiasi Gerak Cepat Pembebasan WNI yang Disandera Teroris ASG

BELAIN Apresiasi Gerak Cepat Pembebasan WNI yang Disandera Teroris ASG

Jakarta, Hotfokus.com

Bela Indonesia Gerakan Pilar Bangsa (BELAIN) mengapresiasi koordinasi cepat tanggap darurat Komando Wilayah Barat Mindanao dan Komando Keamanan Wilayah Timur Sabah dalam mengejar dan menindak kelompok teroris ASG (Abu Sayyaf Group) yang menculik nelayan WNI beberapa waktu lalu.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Komandan Komando wilayah Barat Mindanao, Letjen Cirilito Sobejana dan Direktur Komando Keamanan Wilayah Timur Sabah, Hasani Ghazali atas aksi koordinasi cepat tanggap darurat dalam mengejar teroris ASG penculik WNI,” kata Direktur Eksekutif BELAIN, Abdussalam Hehanussa di Jakarta, Rabu (22/1/2020).

“Kita juga bisa memahami faktor kekurangan jumlah kapal pencegat cepat (FIC) yang dimiliki Komando Keamanan Wilayah Timur Sabah dan Komando Wilayah Barat Mindanao, untuk merespon langsung aksi cepat ASG ketika melakukan terorisme maritim yang telah dilakukan secara maraton sejak tahun 1980-an,” tambah Abdussalam.

Pihaknya juga mendukung penuh langkah langkah diplomasi Menlu RI, Menlu Malaysia, dan Menlu Filiphina dalam memerangi aksi terorisme maritim, intimidasi kekerasan dan pemerasan uang tebusan sandera oleh kelompok teroris ASG.

Seperti diketahui, pada tanggal 19 Januari 2019 lalu, publik nasional dikagetkan oleh aksi kelompok teroris ASG faksi Ajang-Ajang pimpinan Salip Murah, Kamah Ingog dan Mike Apo, yang kembali menculik 5 nelayan WNI di kawasan perairan laut Sabah Malaysia dan kepulauan Tawi-Tawi Philipina.

Kelompok ASG faksi Ajang- Ajang Group dan Tanum Group, adalah kelompok yang berafiliasi dengan JAD (Jamaah Ansharul Daulah) Malaysia, Philipina, dan Indonesia. Teroris Rullie Rian Zeke dan istrinya Ulfah Handayani, asal Indonesia yang meledakan diri di Katedral Our Lad y Mount Carmel, di Pulau Jolo, Philipina 27 Januari 2019 yang menewaskan 23 orang adalah anggota JAD dan MIT (Mujahidin Indonesia Timur) yang bergabung dengan ASG.

Sebelumnya, pasukan komando Mindanao Barat (Westmincom) Philipina telah membebaskan 3 nelayan Indonesia, yang diculik oleh kelompok teroris Tanum Group, faksi Abu Sayyaf Group (ASG), pimpinan Hatib Hajan Sawadjaan dan Radulan Sahiron.

Mereka diculik tanggal 23 September 2019, di perairan Pulau Tambisa, Lahad Datu, Sabah Malaysia. Setelah dibebaskan, diserahkan kepada task force Anti Penculikan Kepolisian Nasional Philipina (AKG) di Baranggay Bato-Bato, Indanan Sulu, kemudian diserahkan kepada KBRI Philipina.

Respon cepat komando marinir Philipina yang menewaskan 5 anggota teroris ASG dikawasan Barangay Lakit-Lakit, Tawi-Tawi dan Pulau Sulare, Parang, Sulu terhadap pelaku penculikan WNI, menunjukan aksi nyata kontra teroris Philipina.

Aksi serupa terjadi tahun 2016, terhadap ASG faksi Alhabsyi Misaya, Muamar Askalida, Abraham Hamid dan 102 milisi tewas dalam operasi pembebasan sandra WNI. Namun pimpinan ASG seperti Majan Sahidjuan, Hatib Sawadjaan, Idang Susukan, Muktadil, Jaber Susukan, Furuji Indama dan Almujer Yadah berhasil melarikan diri.(ral)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *