Jakarta, hotfokus.com

Meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan langkah mitigasi melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).

Langkah ini diambil untuk menanggulangi dampak bencana seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem khususnya di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan. Operasi ini melibatkan BNPB, BPBD, dan TNI Angkatan Udara, serta menggunakan teknologi canggih untuk memitigasi bencana.

“Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan potensi bencana hidrometeorologi cukup tinggi, menjadi prioritas dalam OMC. Berdasarkan analisis cuaca yang cermat, Monsun Asia masih aktif dan Madden-Julian Oscillation (MJO) berada di Kuadran 4, yang mendukung pembentukan awan hujan yang sangat besar,” kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam keterangannya, Kamis (30/1/2025).

Prediksi cuaca selama 24 jam menunjukkan intensitas hujan yang tinggi akan mengarah pada peningkatan risiko bencana. Untuk itu, BNPB melakukan operasi dengan menggunakan metode penyemaian awan dengan NaCl untuk mempercepat hujan di wilayah perairan.

Melalui OMC ini diharapkan dapat mengurangi risiko bencana yang ditimbulkan. BNPB menghimbau agar masyarakat waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

“Selain itu, penting untuk menjaga kewaspadaan, mengantisipasi bahaya banjir, longsor, dan cuaca buruk lainnya dengan mempersiapkan diri sesuai dengan protokol darurat yang telah disosialisasikan,” katanya. (DIN/SL)