Makassar, Hotfokus.com
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam kunjungan kerjanya ke proyek rumah produksi bersama (RPB) atau factory sharing komoditi garam di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) mengungkapkan persoalan kesejahteraan para petani garam bakal segera teratasi.
Menurutnya keberadaan RBP akan menjadi salah satu jalan untuk mendongkrak daya saing produk UMKM atau para petani garam karena proses produksi akan lebih modern dan sesuai standar industri. Dengan demikian harga jual produk akan lebih tinggi sehingga pendapatan para petani akan lebih meningkat.
“Kita harap garam hasil produksi petani bisa ditingkatkan value dan kualitasnya supaya petani bisa semakin sejahtera karena garam yang diolah di RPB ini bisa memenuhi standar industri. Ini menjadi bagian upaya pemerintah meningkatkan kualitas produksi para petani garam agar keuntungan bisa dinikmati mereka,” tutur Menteri Teten saat melakukan kunjungan kerja ke Makassar, Kamis (19/10/2023).
Teten mengatakan bahwa RPB komoditi garam di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ini merupakan bagian dari rencana pemerintah membangun 8 titik RPB di tahun 2023. Untuk biaya investasi pembangunan RPB komoditi garam ini sebesar Rp6,47 miliar dan ditargetkan selesai di awal Desember 2023.
Saat ini progres dari pembangunan RPB komoditi garam di wilayah tersebut mencapai 45 persen. Dari RPB ini nantinya 80 persen hasil produksi untuk memenuhi sektor industri dan 20 persen sisanya untuk garam konsumsi yang akan di jual melalui ritel – ritel modern.
Menteri Teten meminta semua petani garam di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan bisa bergabung dalam wadah koperasi Mappatuwo agar mampu memenuhi skala industri serta terjamin kualitasnya. Menurutnya dengan bergabung dan berproduksi bersama maka jaminan kualitas, kontinuitas dan kuantitas produksi bisa terjamin. Hal ini menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi.
“Mudah – mudahan dengan kehadiran RPB ini bisa menaikkan kesejahteraan bapak/ ibu. Jadi tolong dijaga RPB ini supaya bisa berkelanjutan dan tolong semua petani garam segera gabung ke koperasi supaya keuntungan dari koperasi juga nanti ada SHU (Sisa Hasil Usaha) yang bisa diberikan ke bapak/ ibu,” ulasnya.
Menteri Teten juga menungkapkan dengan optimalisasi produksi garam industri yang dilakukan oleh RPB koperasi Mappatuwo diharapkan bisa menekan angka importasi garam. Menurutnya selama ini Indonesia masih mengandalkan pasokan impor garam khususnya untuk industri yang mencapai 2,1 – 2,3 juta ton per tahun. Mayoritas pasokan garam untuk industri berasal dari India dan Australia.
“Jadi kita ini masih kurang banyak (produksinya), karena itu mohon proyek RPB ini diselesaikan dengan baik dan on schedule agar bisa bangun lebih banyak lagi RPB lain di tempat lain sebab kita tidak hanya bangun RPB garam tapi juga ada rumput laut, pengolahan bambu, pengolahan kulit, coklat atau kakau, bawang dan cabai,” sambungnya.
Sementara itu Ketua Kopersi Produsen Mappatuwo, Andi Muhammad Yusuf berharap agar RPB Komoditi Garam yang kini dibangunnya bisa benar-benar menjadi solusi bagi upaya peningkatan kualitas produksi petani garam. Dia mengakui selama ini hasil produksi garam petani masih belum mampu memenuhi standar pasar khususnya untuk garam konsumsi sehingga sulit untuk bisa dijual di toko ritel.
“Kami berharap supaya hasil produksi UKM kita bisa menembus pasar ritel karena selama ini kemasan mereka itu standarnya tidak masuk. Jadi ketika nanti sudah ada mesin packing di RPB insyaallah nanti toko ritel bisa menerima,” ungkap Andi.(DIN/SL)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *