ads_hari_koperasi_indonesia_74

Terkait Kerugian yang Dirasakan Pertashop, Pengamat: Ini Dampak Menjamurnya Pertamini dan Pertabotol

Terkait Kerugian yang Dirasakan Pertashop, Pengamat: Ini Dampak Menjamurnya Pertamini dan Pertabotol

Jakarta, Hotfokus.com

Pengamat Kebijakan Energi, Sofyano Zakaria mengatakan, persoalan yang dialami pengusaha Pertashop selama ini sebenarnya akibat tidak atau kurang lakunya BBM Pertamax yang dijual di Pertashop karena kalah bersaing dengan Pertamini dan Pertabotol yang bisa bebas menjual BBM penugasan Partalite.

“Pokok persoalannya adalah banyaknya Pertamini dan Pertabotol di sekeliling Pertashop yang menjual barang subsidi yang sudah pasti lebih murah dari Pertamax yang dijual di Pertashop,” kata Sofyano kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/7/2023).

Untuk itu ia mengusulkan kepada Pemerintah agar memberikan perhatian kepada Pertamini dan Pertabotol dalam bentuk pembinaan.

“Mereka perlu mendapat perhatian Pemerintah. Dalam hal ini bisa dibina dan dijadikan sebagai mitra Pertamina juga untuk menyalurkan BBM Pertamax dalam skala yang sesuai dengan keberadaan mereka,” katanya.

Menurut Sofyano, pembinaan dan perhatian kepada Pertamini dan Pertabotol ini penting dilakukan agar mereka tidak lagi membeli BBM Subsidi secara ilegal di SPBU untuk dijual ke masyarakat. Apalagi tindakan yang mereka lakukan itu ditengarai sangat mengganggu kebaradaan Pertashop.

“Karena di lapangan, banyak Pertashop yang “dikepung” Pertamini dan Pertabotol yang bebas menjual BBM penugasan Pertalite. Padahal Pertashop sendiri menjual Pertamax, dan ini yang menyebabakan para pengusaha Pertashop mengeluh,” ujar Sofyano.

Ia juga meminta Pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM dan BPH Migas untuk berupaya mencegah merembesnya Pertalite ke Pertamini dan Pertabotol yang jadi penyebab “tidak laku” nya Pertamax yang dijual Pertashop.

“Kementerian ESDM dan BPH Migas harus lebih meningkatkan pengawasan dan mampu mencegah merembesnya Pertalite ke Pertamini dan Pertabotol. Karena mereka ini yang jadi penyebab kurangnya konsumen membeli Pertamax yang dijual di Pertashop,” kata Sofyano yang juga Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI) ini.

Ia juga mengaku tidak sependapat jika persoalan yang dikeluhkan sebagian pengusaha Pertashop akhir-akhir ini serta merta menjadikan Pertashop diikutkan dalam “menyalurkan” BBM bersubsidi.

“Jangan sampai keberadaan Pertashop malah membuat beban subsidi BBM bertambah. Jangan sampai keluhan para pengusaha Pertashop ini membuat Pemerintah dan Pertamina menugaskan Pertashop ikut menyalurkan Pertalite juga,” cetus Sofyano.

Ia juga tidak setuju dengan adanya pemikiran sejumlah pihak untuk mengalihkan penyaluran Pertalite dari SPBU ke Pertashop. Apalagi keberadaan SPBU di seluruh wilayah NKRI sudah sejak awal dirancang untuk menyalurkan segala jenis BBM.

“SPBU sendiri sudah paling memenuhi segala ketentuan UU dan peraturan lain yang berlaku yang tidak terdapat pada Pertashop misalnya antara lain terkait UU Lingkungan,” tukasnya.

Lebih jauh ia jugw mengatakan, bahwa Pertashop harus menjadi peluang bisnis bagi UKM dan mempermudah masyarakat khususnya masyarakat pedesaan dalam memperoleh BBM.

“Oleh karena itu, keberadaan Pertashop harus mendapat perhatian dan dukungan penuh dari Pemerintah misalnya terkait pinjaman bank yang bagusnya tidak dikenakan bunga dan juga bebas dari pungutan resmi lainnya,” tukasnya.

Psda kesempatan yang sama, Sofyano juga berharap agar Pertamina meninjau kembali ketentuan tentang sarana dan fasilitas yang wajib dibangun pada Pertashop sehingga investasi untuk Pertashop tidak lagi sebesar ratusan juta rupiah seperti yang terjadi selama ini.

“Langkah ini perlu dipertimbangkan oleh Pertamina, sehingga ke depan nsnti beban untuk mendirikan usaha Pertashop bisa ditekan serendah mungkin,” pungjasnya.(RAL)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *