ads_hari_koperasi_indonesia_74

Satu Tahun Pasca Merger, Pelindo Beri Kontribusi Nyata untuk Masyarakat

Satu Tahun Pasca Merger, Pelindo Beri Kontribusi Nyata untuk Masyarakat

Jakarta, Hotfokus.com

Merger PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) genap satu tahun pada Oktober 2022 nanti. Sudah banyak perubahan dalam usia satu tahun ini, terutama dari sisi kinerja, sistem layanan dan sebagainya.

Tak heran jika merger Pelindo ini mampu mencatatkan throughput hingga 17 jutaan TEUs di tahun 2021, dan ini konon bakal menjadikan Indonesia menjadi urutan ke delapan pelabuhan dunia.

Pasca merger ada 4 sub-holding Pelindo yang dibentuk, yakni PT Pelindo Terminal Petikemas melakukan pengelolaan klaster bisnis petikemas, PT Pelindo Multi Terminal melakukan pengelolaan klaster bisnis non petikemas. Lalu, PT Pelindo Solusi Logistik melakukan pengelolaan klaster bisnis logistik dan pengembangan kawasan serta PT Pelindo Jasa Maritim melakukan pengelolaan klaster bisnis marine, peralatan, dan jasa kepelabuhanan lainnya.

Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono mengungkapkan, bahwa satu tahun pasca merger Pelindo telah memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Salah satunya adalah standarisasi dan digitalisasi pelabuhan yang ditunjang dengan peningkatan kapabilitas SDM serta transformasi proses bisnis yang dilakukan, mulai menunjukkan hasilnya yaitu adanya peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan.

“Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari,” kata Arif dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu seperti dikutip, Hotfokus.com, Sabtu (24/9/2022).

Terkait marger, Arif mengungkapkan
dampak positifnya tercermin dari realisasi kinerja perusahaan. Di mana kinerja Pelindo tahun 2021 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, terlihat dari realisasi arus barang, baik petikemas maupun non-petikemas.

“Arus petikemas tahun 2021 tercatat sebesar 17 Juta TEUs, tumbuh sebesar 22% dibandingkan tahun 2020. Sementara untuk arus non-petikemas tercatat sebesar 146 Juta Ton, atau naik sebesar 9% dari tahun sebelumnya,” ujarnya.

Menurut Arif, tren kinerja positif tersebut berlanjut pada Semester I 2022, di mana arus petikemas pada Semester I 2022 meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 8,2 juta TEUs menjadi 8,4 juta TEUs, atau tumbuh sebesar 2%. Hal yang sama juga terjadi pada arus non-petikemas yang meningkat dari 72 juta menjadi 74 juta Ton, atau tumbuh sebesar 4%.

“Saya optimis kinerja perusahaan akan terus meningkat seiring dengan kondisi perekonomian yang semakin membaik serta transformasi yang terus berjalan di dalam perusahaan,” tukasnya.

Lebih jauh Arif mengungkapkan, pasca marger, perbedaan sistem operasional baik dalam implementasinya pada terminal petikemas maupun non-petikemas adalah dari integrasi sistem. Sebelum merger, seluruh terminal yang berada di Pelindo I-IV memiliki sistem dan kebijakan yang berbeda-beda.

“Di sinilah transformasi operasional menjadi fokus utama Pelindo pasca merger, adapun transformasi ini diimplementasikan melalui standardisasi dan sistemisasi pelabuhan. Hasilnya, selama hampir setahun pasca merger, peningkatan kinerja dan produktivitas terjadi di sejumlah pelabuhan,” jelasnya.

World Class Port Ecosystem Integrator
Setelah resmi merger, lanjut Arif, Pelindo memiliki rencana jangka pendek hingga tahun 2022, yakni fokus ke dalam fase Business Alignment and Integration, yang berpusat pada penyelarasan bisnis paska integrasi.

“Hal itu dilakukan melalui standardisasi dan integrasi operasional untuk peningkatan kualitas pelayanan, yang dimulai dari Pelabuhan petikemas utama misalnya Ambon, Belawan, Makassar dan Sorong. Dan ini akan menjadi fondasi yang cukup krusial bagi Pelindo ke depannya,” kata Arif.

Untuk selanjutnya, rencana jangka menengah yakni tahun 2023-2024 akan menitikberatkan pada Business Expansion & Partnerships.

“Dalam fase ini Pelindo mencanangkan beberapa program ekspansi bisnis seperti pengembangan bisnis melalui Strategic Partnership, kolaborasi dengan pelayaran domestik dan global untuk peningkatan konektivitas laut, serta pengembangan konektivitas dan ekosistem logistik melalui kerjasama dengan pelaku industri logistik darat,” tukasnya.

“Sedangkan untuk rencana jangka panjang yakni tahun 2025, kita berkeinginan untuk mewujudkan Pelindo menjadi World Class Port Ecosystem Integrator melalui beberapa rencana program kerja, yakni persiapan rencana ekspansi regional dan internasional, peningkatan pemanfaatan teknologi digital dalam bisnis kepelabuhanan, serta penguatan konektivitas dan ekosistem logistik melalui kerjasama dengan kawasan industri,” paparnya.

Arif juga berharap, melalui merger ini, Pelindo mampu mewujudkan industri kepelabuhanan nasional yang lebih kuat melalui konektivitas maritim di seluruh Indonesia.

“Sehingga dapat membantu menurunkan biaya logistik nasional secara bertahap, serta meningkatkan kinerja dan daya saing BUMN di bidang kepelabuhanan di tingkat global,” pungkasnya.(Ral)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *