ads_hari_koperasi_indonesia_74

Koalisi Dukung Anies Belum Terbentuk, Begini Alasannya

Koalisi Dukung Anies Belum Terbentuk, Begini Alasannya

Jakarta, Hotfokus.com

Tokoh Masyarakat Betawi, Muhammad Rifki mengungkapkan, bahwa hingga saat ini sebenarnya koalisi untuk mendukung Anies Baswedan belum dibentuk. Ia beralasan, selain karena belum ada satu pernyataan resmi dari partai-partai yang akan mendukungnya, juga karena Anies masih fokus untuk menyelesaikan tugas-tugasnya hingga Oktober 2022 nanti.

“Koalisi untuk mendukung pak Anies belum terbentuk, karena belum ada pernyataan resmi dari partai-partai yang mendukung beliau. Selain itu pak Anies memang selalu menegaskan ingin menyelesaikan dengan baik janji-janji saat masa kampanye 2017 dulu, dan juga ingin menyelesaikan tugas-tugasnya hingga Oktober 2022,” kata Rifki dalam diskusi yang digelar EZY tv di Jakarta, belum lama ini

Menurut pendukung fanatik Anies ini, memanasnya isu terkait koalisi untuk Anies ini ketika ada hajatan internasional Formula E di Sirkuit Ancol beberapa waktu lalu

“Publik melihat fenomena Puan Maharani dan Syahroni, serta Jokowi duduk bersanding dengan Anies, bahkan Puan yang meminta foto selfie dengan Anies dan ini menjadi seolah-oleh atau menjadi pertanda dan ini terus dikorek-korek. Padahal dalam satu fenomena politik kan biasa kalau para tokoh duduk bersanding,” paparnya.

Jadi kalau momen ini dianggap menjadi pintu masuk atau menjadi sinyal menurutnya masih terlalu jauh karena sebenarnya Anies ini tokoh yang sedang diperbincangkan bahkan dianggap tokoh yang sangat fenomenal.

“Banyak partai politik yang ingin meminang. Karena memang namanya lagi bagus dan kerjaan-kerjaan beliau juga sudah dibuktikan, bahkan cara memimpinnya juga smart dan santun,” ucapnya.

“Sekali lagi terkait momen di Formula E Ancol itu menurut saya hal biasa saja bagi pak Anies. Jadi kalau yang bilang ini menjadi sinyal jangan-jangan PDIP di 2024 akan satu koalisi dengan Anies menurut saya masih terlalu dini,” lanjutnya.

“Tapi jika melihat petanya saat ini, maka ada tiga poros yang akan bertarung di Pilpres 2024. Yang sudah terlihat ada KIB walaupun sifatnya masih embrio. Yang satu lagi PDIP yang sangat percaya diri karena sudah punya tiket 20% untuk bisa maju sendiri. Dan kemungkinan ada gabungan beberapa partai untuk mengusung Anies, kita tunggu saja,” pungkas pria yang biasa disapa Bung Eki Pitung ini.

Pada kesempatan yang sama, eksponen Pemuda Indonesia, Mustaqim Abdul Manan menilai, kemunculan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diusung Partai Golkar, PAN dan PPP terkesan hanya untuk genit-genitan saja. Padahal koalisi ini sudah melampaui presidential threshold 20% sehingga sebenarnya sudah bisa mengusung pasangannya sendiri.

“Faktanya survei Ketua umum Golkar, Airlangga Hartarto tidak beranjak bahkan makin tenggelam, begitu pula dengan Ketua umum PAN yang tidak ada wacana ke sana, apalagi PPP. Apakah ketiga ketua umum partai ini cuma membentuk koalisi genit-genitan? Padahal mereka sebenarnya punya boarding pass untuk mengajukan calon presiden,” kata Mustaqim.

Menurut dia, KIB terlihat masih menunggu elektabilitas dari tokoh-tokoh yang nanti muncul. Atau bahkan mungkin menunggu arahan dari presiden.

“Hal ini berbeda dengan koalisi versi eksponen pemuda indonesia, kita melihat ada koalisi Formula E Ancol yang belum ada partai politiknya tetapi memiliki sosok Anies Baswedan yang punya elektabilitas tinggi,” ujarnya.

Lebih jauh ia mengatakan, Koalisi Semut Merah yang diusung PKB dan PKS juga akan mengikuti jejak KIB karena tidak ada tokoh internal yang menonjol. Apalagi koalisi Semut Merah sendiri secara presidential threshold juga masih kurang 1,2 persen sehingga masih butuh koalisi lain.

“Saya melihat Koalisi Semut Merah ini muncul dari sebuah ijtihad politik untuk mencari pemimpin bangsa yang berkhidmat untuk rakyat yang tidak mengandalkan elektabilitas saja,” katanya.

“Tapi kita masih harus melihat apakah nanti mereka berani mengusung calon dari internal. Hal yang sama juga kita tunggu dari KIB. Kalau itu bisa dilakukan maka kita dari Eksponen Pemuda Indonesia berani menyatakan selamat tinggal untuk politik elektoral karena tidak lagi mengedepankan hasil survei,” sambung Mustaqim.

Kalau memang mereka berani memunculkan tokoh baru, maka ini perlu diapresiasi. “Kita harus salut bahwa partai politik sudah meninggalkan politik elektabilitas. Tapi kalau tidak maka kita harus angkat topi kepada Anies yang tanpa partai politik justru didukung partai politik,” pungkasnya.(RAL)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *