ads_hari_koperasi_indonesia_74

Duh, Masalah Kebakaran Kilang Pertamina Balongan Berbuntut Panjang

Duh, Masalah Kebakaran Kilang Pertamina Balongan Berbuntut Panjang

Jakarta, Hotfokus.com

Peristiwa kebakaran tangki minyak di Kilang Pertamina Balongan pada awal Maret 2021 lalu ternyata berbuntut panjang. Tak hanya menelan  korban jiwa, puluhan orang luka berat dan 1000 an keluarga terpaksa mengungsi, kebakaran kilang itu juga menyisakan trauma mendalam bagi masyarakat.

Sayangnya, meski pihak terkait menyatakan bakal mengusut tuntas penyebab kebakaran, namun hal ini ternyata masih menyisakan masalah hukum bagi Pertamina, baik masalah perdata maupun pidana.

“Nama baik pertamina tercoreng di mata investor global. Gara-gara ini Pertamina ditendang Morgan Indeks dari kategori perusahaan yang aman bagi investor. Ini akan menjadi pukulan telak bagi Pertamina dihadapan komunitas internasional. Kejadian ini bisa menurunkan peringkat utang dan investasi Pertamina makin dalam,” ujar Peneliti Senior AEPI, Salamuddin Daeng kepada awak media, Rabu (6/10/2021).

Namun masalah yang tak kalah pelik menurut Salamuddin adalah kemungkinan terdapatnya perbuatan pidana dalam masalah ini. Meski Pertamina telah mengeluarkan alasan bahwa kilang balongan tersambar petir, dan investigasi Polri menyatakan juga tersambar petir, namun hal ini menghadirkan pertanyaan lain yang jauh lebih penting yakni bagaimana kondisi peralatan penangkal petir Pertamina.

“Mengapa peralatan penangkal petir  begitu rendah kemampuannya menangkal petir?, Bagaimana jika petir itu terjadi lagi, apakah kilang akan kebakaran lagi? Selain itu akan menghadirkan gugatan lain yakni mengapa mereka pertamina membangun kilang di lokasi petir, dan apakah kemungkinan terjadi korupsi dalam pengadaan alat penangkal petir. Seabrek Pertanyaan yang bisa jadi akan berujung pidana,” ujar Salamuddin.

Bagi Pertamina, kata Salamuddin, tentu jangan sampai masalah ini menjadi masalah pidana, mulai dari korupsi pengadaan instrumen early warning system di Pertamina, pengadaan alat Penangkal petir, dan kelalaian lain yang boleh jadi disengaja atau direncanakan sebagainya, yang bisa saja bermuara pada pernyataan bahwa kebakaran kilang Balongan karena korupsi.
“Karena kerugian Pertamina selaku perusahaan negara menurut beberapa media sangat besar mencapai  USD100 juta. Aset sangat vital tidak terjaga dengan baik,” tegasnya.

Senada, praktisi migas, Inas N Zubir juga memiliki pandangan sendiri terkait kebakaran kilang Balongan tersebut.  Menurutnya, oil storage tersambar petir mungkin saja terjadi, seperti hal-nya juga pesawat terbang yang bisa tersambar petir.

“Persoalannya adalah pesawat terbang selain body-nya terbuat dari aluminium dan serat karbon, juga dilengkapi peralatan penangkal petir yang sangat memadai sehingga kecelakaan akibat tersambar petir boleh dibilang sangat jarang sekali,” tuturnya.

Sedangkan untuk oil storage pun menurut Inas sebetulnya ada juga teknologi dan peralatan penangkal petir yang sangat mumpuni, sehingga sangat jarang juga oil storage di dunia yang tersambar petir.

“Nah!, kalau kebakaran oil storage di kilang Balongan disebabkan oleh petir, maka bisa jadi teknologi maupun peralatan penangkal petir-nya yang salah,” pungkas Inas. (SNU)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *