Jakarta, Hotfokus.com

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2021 tumbuh positif sebesar 3,31 persen (qtoq). Meski tumbuh positif dibandingkan triwulan sebelumnya selama pandemi, namun tingkat pertumbuhannya belum setinggi dibandingkan triwulan II di tahun – tahun sebelumnya saat kondisi normal.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, menerangkan secara tahunan atau year on year (yoy) pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2021 adalah sebesar 7,07 persen. Sedangkan jika dilihat secara kumulatif sejak Januari – Juni 2021 angka pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3,10 persen.

“Bahwa pada triwulan II 2021 saya sebutkan tadi secara qtoq tumbuh 3,31 persen. Artinya ekonomi Indonesia dibandingkan tw I 2021 ada perbaikan. Memang kalau dilihat dari tahun – tahun sebelumnya katakanlah sejak 2016, 2017 sampai 2019 dimana kondisi masih normal, pola pertumbuhan ekonomi di triwulan II itu selalu mengalami peningkatan,” kata Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/8/2021).

Menurutnya perbaikan perekonomian di setiap triwulan II itu karena berkaitan dengan pola musim tanam dan juga adanya beberapa momentum besar secara nasional. Seperti momen lebaran dan puasa yang selalu mendorong kinerja konsumsi rumah tangga dan produktifitas industri.

Jika dilihat angka PDB berdasarkan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) pada triwulan II 2021 sebesar Rp4.175,8 triliun. Sedangkan apabila dilihat atas dasar harga konstan (ADHK) pada periode itu mencapai Rp2.772,8 triliun.

Menurut lapangan usaha, sumber utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2021, sebanyak 64,85 persen berasal dari sektor industri, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan. Jadi kelima sektor ini kontribusinya terhadap PDB sangat besar. Dari 17 lapangan usaha semuanya mengalami pertumbuhan positif.

“Pergerakan dari sektor – sektor ini memang memberikan andil besar pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” lanjutnya.

Ditambahkannya ada tiga sektor lapangan usaha yang tumbuh paling tinggi pada triwulan II 2021 yaitu sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 25,10 persen. Kemudian sektor akomodasi dan makanan minuman sebesar 21,58 persen. Selanjutnya adalah sektor jasa dan lainnya yang tumbuh sebesar 11,97 persen.

“Kalau pertumbuhan yang paling mini adalah sektor pertanian yang hanya tumbuh 0,38 persen,” sambung Margo. (DIN/RIF)