New York, Hotfokus.com
Dikutip dari laporan Reuters, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, menguat 31 sen, atau 0,5 persen, menjadi USD63,53 per barel pada penutupan, Kamis, yang merupakan penutupan tertinggi sejak Mei 2019.
Kenaikan itu dipicu pengilangan di Texas yang sudah memulai kembali produksi setelah cuaca dingin ekstrim pekan lalu.
Sementara itu, minyak jenis Brent justru tertekan di tengah kekhawatiran akan produsen meningkatkan output kembali.
Sementara itu harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman April, patokan internasional, ditutup turun 16 sen, atau 0,2 persen menjadi USD66,88 per barel pada , Kamis (25/2/2021) atau Jumat (26/2/2021) pagi WIB. Kontrak Brent April akan berakhir pada Jumat.
Analis mengatakan WTI meningkat pada akhir sesi karena lebih banyak pengilangan Texas mulai kembali beroperasi, termasuk pabrik Port Arthur milik Valero Energy Corp dan Corpus Christi milik Citgo Petroleum Corp.
Pembekuan itu menyebabkan produksi minyak mentah Amerika anjlok lebih dari 10%, atau rekor 1 juta barel per hari (bph) pekan lalu, sementara penyulingan jatuh ke tingkat yang tidak terlihat sejak 2008, kata Badan Informasi Energi.
“Semakin banyak kilang kembali beroperasi, semakin banyak minyak mentah yang akan mereka bakar, dan semakin sedikit minyak mentah yang disimpan,” kata Bob Yawger, Direktur Mizuho di New York.
Namun, secara keseluruhan, analis mencatat kenaikan harga melambat pada sesi Kamis.
“Dengan momentum tampak melambat seminggu sebelum pertemuan OPEC Plus berikutnya, minyak mentah mungkin memposisikan untuk koreksi kecil,” kata Craig Erlam, analis OANDA, mencatat.
“Masih banyak risiko penurunan di pasar dan salah satunya adalah kesatuan OPEC Plus semakin tegang dalam beberapa bulan mendatang.” tuturnya.
Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC Plus, akan bertemu pada 4 Maret.
Analis mencatat kenaikan harga minyak baru-baru ini–baik Brent dan WTI melambung lebih dari 75 persen selama empat bulan terakhir–dapat mendorong produsen Amerika untuk kembali ke wellpad dan OPEC Plus akan melonggarkan pengurangan produksinya.
Kelompok tersebut akan membahas pelonggaran moderat pembatasan pasokan minyak dari April mengingat pemulihan harga, tutur sumber OPEC Plus, meski beberapa menyarankan untuk mempertahankan kebijakan saat ini mengingat risiko kemunduran baru dalam pertempuran melawan pandemi.
Sebagaimana diketahui, pemotongan ekstra sukarela oleh Arab Saudi pada Februari dan Maret, terbukti memperketat pasokan global dan mendukung harga. (SNU/RIF)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *