New York, Hotfokus.com
Harga minyak mentah berjangka Brent patokan internasional, ditutup melonjak USD1,67 atau 2,6 persen , menjadi USD67,04 per barel, demikian laporan Reuters, Rabu (24/2/2021) atau Kamis (25/2/2021) pagi WIB. Brent sempat melesat ke posisi USD67,30 per barel, level tertinggi sejak 8 Januari 2020.
Sementara itu, patokan Amerika, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), berakhir USD1,55 atau 2,5 persen lebih tinggi, menjadi USD63,22 per barel, setelah menyentuh USD63,37 per barel, juga tingkat tertinggi sejak 8 Januari 2020.
Reli tersebut melanjutkan pergerakan minyak yang stabil menuju level yang tidak terlihat sejak sebelum pandemi virus korona karena peningkatan distribusi vaksin dan proyeksi untuk permintaan baru.
Lonjakan harga itu terjadi setelah data resmi Amerika menunjukkan penurunan produksi minyak mentah paska cuaca dingin yang ekstrim mengganggu aktivitas produksi minggu lalu.
Produksi minyak mentah Amerika Serikat turun pekan lalu lebih dari 10 persen atau 1 juta barel per hari, selama badai musim dingin yang menghantam Texas, menyamai penurunan mingguan terbesar yang pernah ada, tutur Badan Informasi Energi.
Input minyak mentah pengilangan turun ke level terendah sejak September 2008 karena pembekuan tersebut mematikan aliran listrik.
“Jika kita mendapatkan penurunan seperti itu dalam satu minggu produksi EIA, kita cenderung mendapatkan lebih banyak setelah itu,” kata Phil Flynn, analis Price Futures di Chicago.
“Ada kekhawatiran bahwa ini akan menjadi penurunan produksi permanen jangka panjang.” sambungnya. (SNU/RIF)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *