ads_hari_koperasi_indonesia_74

Produksi AS Terhambat Cuaca Dingin, Minyak Dunia Ke Level Tertinggi 13 Bulan

Produksi AS Terhambat Cuaca Dingin, Minyak Dunia Ke Level Tertinggi 13 Bulan

New York, Hotfokus.com

Harga minyak menguat ke level tertinggi 14 bulan, menyusul adanya cuaca dingin yang ekstrim di wilayah selatan Amerika yang menutup sumur dan pengilangan minyak di Texas.

Harga meningkat selama berbulan-bulan, dengan negara penghasil minyak membatasi pasokan dan vaksin diluncurkan untuk memerangi pandemi virus corona.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, ditutup melonjak 1 persen menjadi USD60,05 per barel, setelah menyentuh level tertinggi sejak awal Januari 2020, demikian laporan  Reuters,  di New York, Selasa (16/2/2021) atau Rabu (17/2/2021) pagi WIB.

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 5 sen, atau 0,1 persen, menjadi USD63,35 per barel, dekat puncak 13 bulan yang dicapai pada sesi sebelumnya.

“Suhu dingin menambah dukungan sisi pasokan di tengah banyak pembekuan sumur dan gangguan kilang karena beberapa fasilitas ditutup paksa akibat pembatasan aliran listrik,” kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

Analis Rystad Energy memperkirakan antara 500.000 hingga 1,2 juta barel produksi minyak mentah di Amerika Serikat akan ditutup karena cuaca dingin tersebut. Sekitar 3 juta bph penyulingan ditutup, dengan beberapa penyulingan terbesar Amerika menghentikan pemrosesan, termasuk fasilitas Motiva Enterprises di Port Arthur, Texas, yang terbesar di negara itu.

Kekhawatiran pasokan Timur Tengah juga meningkat setelah koalisi pimpinan Arab Saudi yang memerangi kelompok Houthi di Yaman, Senin, mengatakan bahwa mereka telah menghancurkan pesawat tak berawak bermuatan bahan peledak yang ditembakkan Houthi di kerajaan tersebut, eksportir minyak terbesar dunia.

Pasokan diperkirakan meningkat pada musim semi ini karena produsen minyak OPEC Plus mengatakan mereka kemungkinan akan mengurangi pembatasan produksi setelah April seiring pulihnya harga. Meski begitu, produsen tetap berhati-hati tentang pandemi. (SNU/RIF)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *