ads_hari_koperasi_indonesia_74

Kebijakan PPKM Berdampak Positif Meski Belum Maksimal

Kebijakan PPKM Berdampak Positif Meski Belum Maksimal

Jakarta, Hotfokus.com

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tingkat kabupaten/kota ditambah PPKM Mikro tingkat RT/RW, menghasilkan dampak yang signifikan terhadap perkembangan kasus Covid-19. Hingga 14 Februari 2021 menunjukkan hasil yang baik dimana terjadi penurunan kasus aktif harian hingga keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, mengatakan kasus aktif sempat mencapai puncak pada 24 Januari 2021 atau awal PPKM, sebesar 16,44 persen, meningkat 0,61 persen dari hari pertama PPKM. Namun angka ini terus menurun hingga mecapai 14,69 persen atau turun sebesar 1,75 persen dari angka puncak. Dan dengan diterapkannya PPKM Mikro, angkanya menurun lagi menjadi 13,06 persen atau turun sebesar 3,38 persen.

Melihat angka absolut kasus aktif, mencapai puncak pada 5 Februari, yaitu sebesar 176.672 kasus. Dan angka ini menjadi yang tertinggi sejak awal pandemi Covid-19 yang mulai di Indonesia pada Maret tahun 2020. Angka ini perlahan menurun hingga 14 Februari 2021, menjadi 159.012 kasus.

“Melihat penurunan jumlahnya, hal ini menandakan hampir sebanyak 18 ribu kasus telah selesai dalam perawatan dengan lebih dari 16 ribu orang sembuh dari Covid-19,” lanjut Wiku dalam keterangannya, Rabu (17/2/2021).

Penurunan jumlah kasus aktif juga berdampak pada berkurangnya keterisian tempat tidur ruang isolasi dan ruang ICU rumah sakit rujukan Covid-19. Karena sembuhnya pasien Covid-19 dan telah selesai menjalani perawatan. Dan hal ini terjadi dalam kurun waktu 9 hari.

“Ini adalah kabar yang cukup baik, mengingat kasus aktif tingkat nasional terus menunjukkan penurunan selama 1 bulan terakhir,” ungkapnya.

Secara spesifik, pada keterisian ruang isolasi penurunannya cukup konsisten sejak awal PPKM hingga diterapkannya PPKM Mikro pada minggu pertama. Pada hari pertama PPKM, keterisian tempat tidur isolasi mencapai 67,47% dan dalam 4 minggu selanjutnya terus menurun hingga 51,75% bahkan dengan PPKM mikro selama 1 Minggu penurunan terus berlanjut hingga 49,92%.

Lalu, melihat data ruang isolasi pada minggu kedua PPKM, sempat mengalami peningkatan tajam menjadi 69,19%. Namun, angkanya terus menurun selama 19 hari berturut-turut. Meskipun sempat berfluktuasi beberapa hari, hingga 17 Februari, keterisiannya sebesar 51,48%.

Jika melihat perkembangan 3 grafik ini secara bersamaan, maka perkembangannya sejalan. Kasus aktif yang turun dapat menunjukkan penularan yang sudah mulai berkurang di tengah masyarakat selama penerapan PPKM dan PPKM Mikro.

“Dan dibuktikan dengan tidsk banyaknya kasus dengan gejala tingkat sedang dan berat, sehingga keterisian tempat tidur di rumah sakit cenderung mengalami penurunan,” jelas Wiku.

Ditambahkan, perkembangan kasus positif Covid-19 dan monitoring kepatuhan protokol kesehatan perlahan menunjukkan perkembangan ke arah yang positif. Diakui meski memberikan dampak yang positif namun belum sepenuhnya memuaskan.

“Terlihat data tingkat kepatuhan protokol kesehatan, tampak tidak berhasil meningkatkan angka kepatuhan masyarakat untuk memakai masker,” jelasnya.

Ia lanjut menjabarkan, dari data menunjukkan terdapat penurunan jumlah kabupaten/kota dalam kepatuhan memakai masker. Padahal saat diberlakukannya PPKM jumlah kabupaten/kota yang patuh lebih dari 75%. Namun dengan diterapkannya PPKM Mikro tingkat kepatuhan kembali naik.

Dan diyakini dengan pengawasan di wilayah terkecil bermanfaat terhadap proses pengawasan yang lebih ketat. Untuk itu peran Pos Komando (Posko) daerah agar terus ditingkatkan. Agar kedepannya jumlah kabupaten/kota yang patuh memakai masker meningkat. Lalu, untuk tingkat kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan, jumlah kabupaten/kota lebih dari 75% dan cenderung meningkat tiap minggunya.

“Saya harapkan tren ini dapat dipertahankan, sekaligus mengingat kita telah memasuki masa PPKM Mikro. Saya harapkan peran serta posko untuk mengawasi kegiatan masyarakat di daerahnya masing-masing,” pinta Wiku.

Selanjutnya, melihat perkembangan angka kasus positif selama PPKM dan PPKM Mikro, grafiknya belum konsisten menunjukkan naik ataupun turun setiap minggunya. Namun pada minggu pertama PPKM Mikro, angka penambahan kasus mingguan menurun drastis. Dan hal ini sejalan dengan meningkatnya tingkat kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Angka kasus positif ini dalam beberapa minggu kedepan akan dievaluasi kembali. Dan mengingat tingkat kepatuhan protokol kesehatan meningkat tajam, kemungkinan besar angka kasus positif dalam beberapa minggu kedepan akan menurun. Dan  diharapkan kabupaten/kota dengan angka kepatuhan lebih dari 75%, agar mempertahankan kedisiplinannya demi meminimalisir angka kasus positif mingguan tingkat nasional.

Dan perkembangan baik ini tentunya harus terus  dipertahankan. Dan upaya-upaya penanganan Covid-19 yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan) harus terus ditingkatkan sejalan dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Penularan Covid-19 baru dapat dikatakan menurun apabila jumlah pemeriksaannya konsisten tinggi diringi penambahan kasus positif yang terus menurun. “Ini berarti positivity rate atau jumlah kasus positif dari jumlah total orang yang diperiksa, angkanya semakin berkurang,” pungkas Wiku. (DIN/RIF)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *