ads_hari_koperasi_indonesia_74

Koeshartanto Dinilai Mampu Lahirkan Perwira-perwira Pertamina Andal

Koeshartanto Dinilai Mampu Lahirkan Perwira-perwira Pertamina Andal

Jakarta, hotfokus.com

Saat bergabung di PT Pertamina sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) pada 2018 lalu, Kushartanto Koeswiranto diterima dengan baik oleh karyawan termasuk kalangan serikat pekerja. Padahal saat itu, serikat pekerja menginginkan posisi direktur SDM diisi dari internal perusahaan atau dari dalam. Sementara Kushartanto, akrab disapa Koes, sebelumnya menjabat Direktur SDM dan Umum PT Jasa Marga Tbk,

Namun berkat kepiawaian Koeshartanto berkomunikasi dan menyampaikan program-program kerjanya untuk memberikan nuansa baru pada kebijakan pengembangan SDM Pertamina, Koes bisa diterima dengan sukacita.

Usai dia dilantik menjadi Direktur SDM Koes mengungkapkan kiat kalau dia  siap mengemban jabatan itu. “Bisnis itu tentang ‘good people, good process dan good result’. Jadi ini prosesnya mesti benar dan diawali dengan orang-orang yang baik,” kata Kushartanto di Kantor Kementerian BUMN Jakarta.

Kini setelah 29 bulan mengabdi di Pertamina, Koes ‘pamit’ dari BUMN minyak dan gas tersebut. Selama disana banyak kebijakan dan nuansa baru dalam pengembangan SDM yang sangat berkesan bagi anak-anak buahnya. Ketika Koes ‘pamit’, banyak diantara mereka yang merasa kehilangan.

Ada juga kata-kata bijaksana dari Koes yang akan selalu diingat karyawannya: Jadilah manusia yang berbeda, If there’s no significant contribution why you still sitting there. GPL Gak Pake Lama

Stop doing something old if you wanna get something new WA yang gambar toa dan Pistol kalau lama dsb dsb

Ucapan perpisahan dan merasa kehilangan juga disampaikan Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati. Bahkan Nicke memberikan gelar ‘Bapak Perwira” kepada Koes.

“Baru-baru ini kami kehilangan salah satu petinggi Pertamina, yang literally paling tinggi diantara kita semua. Terima kasih atas kebersamaannya selama 29 bulan di Pertamina. Terima kasih telah menjadi “Bapak Perwira” yang melahirkan Perwira Pertamina, memberikan semangat baru bagi kami selalu menjadi penyejuk bagi kapal besar Pertamina dalam menghadapi badai dan ombak-ombak besar.”

“Semoga selalu diberikan kesehatan serta kesuksesan kedepannya. Terus jalin silaturahmi, karena tidak ada kekuatan di muka bumi yang bisa memutus persahabatan,” ungkap Nicke.

Menjawab Ucapan Nicke itu, Koes menjawab.”Terima kasih bu Nicke karena sudah menjadi pemimpin yang hebat selama saya mengabdikan diri di perusahaan ini, itu adalah waktu yang menyenangkan bersama dengan manajemen dan semua perwira bertransformasi H/SH ditengah badai pandemi tetapi tetap dapat memberikan hasil yang bagus, Alhamdulillah. Karena adanya orang-orang hebat di perusahaan hebat dengan pemimpin hebat untuk hasil yang hebat.

Kepergian Koes dari Pertamina juga disambut rasa sedih oleh karyawan lainnya. “Pak saya baru diberitahu bahwa Bapak akan diganti, sedih mendengarnya. Terima kasih atas dukungannya dan berharap yang terbaik untuk tempat selanjutnya. Dan ijin untuk bisa menjalin hubungan terus dengan bapak.”

VP of Corporate Communication Pertamina Fahriyah Usman mengaku juga punya kesan tersendiri kepada Koes. “Pak Koes kepada para pekerja seperti halnya bapak kepada anaknya. Beliau memberikan masukan-masukan berharga dengan tegas, namun tetap memacu semangat agar tidak pudar,” kata Fajriyah dihubungi Harian Terbit.

Ada juga karyawan mengaku kaget denga digantinya Koes. “Ada yang menyatakan, From the bottom of my heart, ditengah kekagetan saya, saya disatu sisi sangat berterima kasih kepada bapak atas segala bimbingan, coaching dan gemblengan sampe becandaan yang saya dan temen-temen rasakan. Sungguh banyak ilmu sekaligus challenge dari bapak kepada kami semua. Sekali lagi terima kasih pak Koes.”

Rendah Hati

Kesabaran Koes menggembleng, memotivasi dan memcau karyawan juga mendapat pujian. “Dari lubuk hati yang dalam, saya ingin menyampaikan bahwa saya sangat beruntung telah berkenalan dan berinteraksi dengan Bapak selama ini.  Saya belajar banyak mengenai rendah hati, kesantunan, kesabaran, team work, dan lainnya,” puji karyawan lainnya.

Koes juga dinilai bekas anak buahnya incharge sebagai direktur yang memahami SDM secara komprehensif, mampu mengekspresikan Performance Management, dengan sangat kuat dan mengkaitkan dengan trend technologi dan konsekuensi kulturnya, dinilai far beyond pada umumnya direktur SDM. “Kesan ini bukan hanya saya tangkap, juga teman-teman SDM, saya yakin siapapun bisa berpartner dengan bapak,” papar seorang karyawan.

Beliau juga Ketum FHCI, itu forum di lingkungan BUMN, anggotanya para Direktur yang membidani SDM, “dia itu tokoh matang, senior tapi egaliter, aksesable dan helpful, untuk aspek IR beliau suhu nya,  semoga masih dapat membantu kita2” kata salah satu direktur SDM BUMN.

Model Piramida

Saat menjabat sebagai Direktur SDM, Koes berhasil membuat model pengembangan kepemimpinan sendiri, yang berbentuk piramida. Pada landasan terbawah, dibuat program TDA/Trailblazer. Lalu, di lapisan tengahnya ada program Catalyzer. Dan, di pucuknya digelar program Prime.

Catalyser bahkan diakui dunia dan yang pertama di Indonesia yang mendapatkan award dari EFMD (European Foundation of Managment Development) berpusat di Brussel sebagi model salah saru Talent Developmen terbaik di dunia.

Program TDA/Trailblazer adalah program pengembangan akselerasi untuk para Asisten Manajer untuk menjadi Ready Now Talent. Para peserta dipilih dari talent pool. Mereka kemudian kemudian diberi project asignment untuk mempraktikkan leadership dan keilmuan yang diberikan saat pembekalan di kelas, ataupun dari coaching dan metoring dengan atasannya.

“Ini adalah area untuk mempraktikkan atau mengasah kompetensi agar saat menjadi manajer, mereka bisa menjadi manajer yang efektif,” Koeshartanto menjelaskan.

Hingga kini tercatat lebih dari 900-an partisipan dari 35 batch yang dihasilkan program ini.

Naik ke program Catalyzer. Ini adalah pengembangan dari suksesor level Vice President (VP) dan Senior VP (SVP). Mereka yang terpilih harus lulus program TDA/Trailblazer telebih dahulu dan diusulkan oleh manajemen puncak serta departemen human capital.

Selama dua tahun, peserta digembleng agar memiliki kapabilitas yang sifatnya generik dan spesifik. Yang generik ini maksudnya adalah harus dimiliki semua peserta, yakni global business leader, strategic thinker, innovator/intrapreneur, serta change & transformational leader.

Kemudian, “Para peserta diceburkan ke dalam jurusan-jurusan yang kami sebut akselerator untuk mendapatkan kapabilitas spesifik, seperti pengelolaan enterprise, pengembangan bisnis global, pengembangan bisnis energi, serta inovasi dan teknologi,” papar Koeshartanto.waktu menjelaskan program yang banyak mendapatkan awards luar ataupun dalam negeri waktu itu.(Adi)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *