ads_hari_koperasi_indonesia_74

PNM Siap Salurkan Pinjaman Rp38 Triliun Untuk Bantu UMKM

PNM Siap Salurkan Pinjaman Rp38 Triliun Untuk Bantu UMKM

Jakarta, Hotfokus.com

PT Permodalan Madani Nasional (Persero) atau PNM menargetkan tahun 2021 dapat menyalurkan pembiayaan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebesar Rp38 triliun. Jumlah ini naik cukup tinggi jika dibandingkan realisasi pembiayaan yang dilakukan perseroan di tahun 2020 yang mencapai Rp26,9 triliun.

Execuitive Vice President Keuangan dan Operasional PT PNM, Sunar Basuki menjelaskan tahun 2021 pihaknya menargetkan jumlah nasabah meningkat menjadi 9,6 juta orang dari jumlah nasabah di tahun 2020 sebanyak 7,8 juta orang. Dari jumlah itu pihaknya juga menyasar ada 650 ribu pelaku UMKM yang bisa naik kelas dengan diberikan dukungan pembiayaan dari PNM melalui program Mekaar atau Ulamm.

“Penyaluran kredit berkorelasi dengan umlah nasabah. Juga karena ada program UMKM naik kelas sehingga jumlah plafon yang diberikan ke rata – rata nasabah juga naik. Kenaikan jumlah nasabah dan plafon itu mendorong kenaikan lending yang lebih tinggi,” kata Sunar dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/2/2021).

Dengan target kinerja yang lebih ekspansif di tahun 2021, Sunar menyadari bahwa perseroan membutuhkan dukungan likuiditas yang mencukupi. Selain memanfaatkan kas internal, PNM masih membutuhkan dukungan pembiayaan dari eksternal.

Di tahun 2020 komposisi pendanaan perseroan didominasi dari pasar modal yang nilainya mencapai Rp13,3 triliun atau setara 59 persen dari total modal yang digunakan untuk menggenjot pembiayaan. Kemudian sebanyak Rp6,22 triliun berasal dari perbankan atau setara 28 persen. Sisanya adalah berasal dari pemerintah melalui dana penyertaan modal pemerintah (PMN) sebesar Rp3,04 triliun atau setara 13 persen.

“Kalau kita lihat tren kompisisi pendanaan selama 5 tahun terakhir memang dana kita didominasi dari pasar modal kisaran 60 persen. Nah di 2021 ini kita akan coba pertahankan komposisi pendanaan tersebut,” lanjutnya.

Mengacu pada kinerja keuangan tahun 2020, tercatat perseroan mampu membukukan laba bersih sebesar Rp358 miliar dengan tingkat pendapatan sebesar Rp5,8 triliun. Sementara total aset hingga periode Desember 2020 sebesar Rp31,7 triliun, ekuitas Rp5,6 triliun serta liabilitas Rp26,1 triliun. Capaian ini dinilai cukup progresif di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

“Pandemi berdampak pada bisnis kita terutama dalam program Ulamm dimana pada bulan April – Mei pembiayaan kita hentikan dan baru Juni kita bisa mulai kembali bangkit hingga akhir tahun akhirnya kita bisa rebound,” sambungnya. (DIN/RIF)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *