Jakarta, hotfokus.com

Kinerja bisnis PT Krakatau Steel (Persero) Tbk kembali menggeliat meski di tengah pandemi Covid-19. Tercatat  penjualan produk Hot Rolled Coil (HRC) pada tahun 2020 meningkat sebesar 19,11 persen menjadi 1.043.668 ton jika dibandingkan tahun 2019 (year on year / yoy) sebesar 876.186 ton.

Direktur Komersial Krakatau Steel, Melati Sarnita menyatakan, untuk penjualan produk Cold Rolled Coil (CRC) juga naik 17,53 persen yoy menjadi 405.742 ton dari sebelumnya 345.237 ton. Perbaikan penjualan itu merupakan buah dari berbagai upaya perbaikan strategi pemasaran yang dilakukan perseroan selama tahun 2020.

“Sepanjang tahun 2020, Krakatau Steel menerapkan beberapa strategi penjualan antara lain melakukan fokus penjualan kepada konsumen prioritas (key consumers) melalui program key account management, pengembangan distributor melalui program distributor management, serta pengembangan pasar project yang menyerap produk anak perusahaan Krakatau Steel,” ungkap Melati dalam keterangannya, Senin (18/1/2021).

Kemudian penjualan produk baja pada anak perusahaan seperti produk baja profil  juga naik sebesar 70,11 persen yoy menjadi sebesar 34.444 ton dari sebelumnya 20.248 ton. Lalu penjualan pipa baja naik 0,8 persen yoy dari tahun sebelumnya sebesar 87.622 ton menjadi 88.327 ton. Dan bisnis coating pipa baja naik 12,2 persen dari sebesar 421.059 m2 menjadi 472.584 m2 .

Melati optimis di tahun 2021 prospek peningkatan penjualan produk-produknya masih terbuka lebar. Di tahun 2021 ini, Krakatau Steel melanjutkan peluncuran produk baja hilir maupun melakukan pengembangan penjualan dengan mengaplikasikan berbagai platform digital (KS Go Digital). Krasmart Connect pun mulai diaplikasikan di tahun ini sehingga semakin memudahkan konsumen untuk melakukan pemesanan produk baja kapan pun dan di mana pun. Di tahun 2021 ini Krakatau Steel menargetkan penjualan produk baja akan meningkat sekitar 25 persen.

“Bahkan di kuartal pertama 2021, produk Krakatau Steel masuk ke pasar Eropa. Krakatau Steel memanfaatkan peluang ekspor ini karena pasokan baja dunia terganggu akibat pandemi Covid-19,” pungkas Melati.  (DIN/rif)