Jakarta, hotfokus.com
Beban Perusahaan Maskapai Nasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) untuk memenuhi kewajibannya dinilai cukup berat. Pasalnya di tengah pandemi corona seperti saat ini utang jatuh tempo pada Juni mendatang mengharuskan perseroan bergerak cepat untuk mencari sumber dana demi membayar utang-utangnya. Padahal GIAA dan seluruh maskapai sedang tiarap lantaran jumlah penumpang anjlok drastis akibat wabah corona sebagai dampak dari kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Melihat beban yang besar itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan tidak akan tinggal diam. Otoritas fiskal ini berjanji akan membantu mencarikan solusi yang terbaik untuk Garuda agar bisa membayarkan utang jatuh tempo yang hanya tinggal menghintung hari. Untuk itu Kemenkeu terus menjalin komunikasi dengan Kementerian BUMN untuk merumuskan strategi terbaik demi membantu keuangan GIAA.”Kita bekerja sama dengan Kementerian BUMN, kita sedang pikirkan beberapa alternatif untuk menerbitkan sukuk, kita cari solusi untuk bantu Garuda,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman dalam teleconference bersama wartawan, Jumat (8/5).
Seperti diketahui bahwa perusahaan pelat merah ini tengah menghadapi utang jatuh tempo Juni mendatang sebesar 500 juta dolar. Manajemen Garuda sebelumnya telah menyusun sejumlah skema untuk penyelesaian utang yang jatuh tempo tersebut. Sejauh ini Luky menegaskanbelum ada hal yang disepakati terkait penyelesaian utang itu sebab saat ini masih dalam tahap pembahasan lebih mendalam dengan beberapa stakeholder terkait lainnya.
“Inprogress proses ini, kita bersama Kementerian BUMN untuk cari jalan keluar bagi Garuda,” pungkasnya.
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *