ads_hari_koperasi_indonesia_74

Di Atas Rp16.000 Per Dolar, BI Sebut Nilai Tukar Tetap Membaik

Di Atas Rp16.000 Per Dolar, BI Sebut Nilai Tukar Tetap Membaik

Jakarta, Hotfokus.com

Bank Indonesia (BI) mengklaim perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam dua minggu terakhir cenderung membaik. Meski diakui bahwa volatilitas pasar keuangan global masih begitu tinggi lantaran pandemik global wabah corona.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan membaiknya nilai tukar rupiah akhir – akhir ini tidak lepas dari mulai meredanya kepanikan investor global lantaran bank-bank sentral di berbagai negara memberikan kebijakan pelonggaran dari sisi fiskalnya. Selain itu dari sisi domestik, demand dan suplai terhadap kebutuhan dolar berjalan dengan baik.

“Lebih dari itu mekanisme pasar berjalan baik dari sisi pelaku antar bank demikian juga eksportir dalam mensuplai di valas dan dari berbagai pelaku usaha berjalan baik,” kata Perry dalam konferensi pers virtual, Selasa (31/3).

Berdasarkan indeks RTI, nilai tukar rupiah hari ini ditutup menguat 0,17 persen atau 28 poin ke level Rp16.310 per dolar AS. Untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, Perry menegaskan bahwa pihaknya akan terus berada di pasar dan akan aktif memberikan stimulusnya agar rupiah bisa kembali bergerak dinamis.

Dia berharap tekanan global kembali mereda sehingga tidak mendorong investor global atau pelaku pasar menjadi panik. Dari sisi domestik BI akan terus memperkuat sinergi dan komunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Kementerian Keuangan agar gejolak yang begitu cepat terjadi juga dapat disikapi dengan kebijakan yang lebih cepat. Dengan begitu kepanikan investor juga diharapkan bisa tereliminasi sehingga bisa mendorong penguatan nilai tukar rupiah dan mencegah terjadinya capital outflow secara besar-besaran.

“Meredanya kepanikan global karena memang disebabkan stimulus fiskal dalam jumlah besar di AS hingga USD2 triliun, bahkan hari ini dapat kabar ada tambahan USD600 miliar. Di Eropa – Jerman dan sejumlah negara juga memperkuat berbagai kebijakan stabilisasinya termasuk Indonesia,” pungkas Perry. (DIN/rif)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *