ads_hari_koperasi_indonesia_74

Kehadiran KPPPI untuk Percepat Pengembangan Sepak Bola Indonesia

Kehadiran KPPPI untuk Percepat Pengembangan Sepak Bola Indonesia

Jakarta, Hotfokus.com

Deklarator Komunitas Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Indonesia (KPPPI), Ishak Tan mengungkapkan, bahwa KPPPI terpanggil dan hadir untuk berkolaborasi mempercepat pengembangan sepak bola di tanah air.

Menurut Ishak, wadah tersebut akan mencari bibit pemain potensial di 10 provinsi yang memiliki banyak bakat sepak bola yakni Maluku, Papua, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Jakarta.

Komunitas ini, kata dia, juga berisikan mantan bintang Tim Garuda seperti Elly Idris, Herry Kiswanto, Rully Nere dan Peri Sandria. “Para pesepak bola legendaris Timnas Indonesia ini ikut terpanggil untuk mengembangkan dan berkolaborasi mempercepat pengembangan sepak bola di Tanah Air,” kata Ishak disela deklarasi KPPI di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (03/2/2020).

Ia mengungkapkan, KPPPI hadir karena sebagai komponen masyarakat merasa prihatin terhadap kondisi persepakbolaan nasional saat ini. “Kami melihat kondisi sepak bola nasional semakin tertinggal. Kita tidak melihat timnas Indonesia yang membanggakan lagi dibandingkan era 1980-1990. Juara SEA Games sampai saat ini belum lagi tercapai, terakhir pada 1991,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, pendekatan sepak bola nasional juga belum mengarah ke pendekatan industri. Salah satunya efisiensi dan produktivitas. “Itulah beberapa alasan tercetus komunitas ini. Intimya, kami akan terus membantu persepakbolaan Indonesia,” katanya.

Menurut Ishak, persepakbolaan global yang berkembang sangat cepat dan dinamis tidak lepas dari pendekatan pengelolaan berbasis industri, manajemen rekruitmen, kesinambungan pembinaan dan pengembangan secara teratur dan terukur.

“Selain itu mereka juga didukung infrastruktur fisik maupun non fisik yang memadai, serta transfer teknologi dan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pengalaman tanpa henti,” ungkapnya.

Ishak juga memaparkan visi KPPPI yang katabya akan menjadi mitra terdepan dalam pembangunan sepak bola dengan pemerintah dan PSSI.

Sementara misi KPPPI mengembangkan inovasi, kreasi dan independen untuk pembangunan persepakbolaan Indonesia. “Kami komunitas independen tidak berapiliasi pada politik, lembaga dan pihak tertentu. Kami murni ingin memajukan sepak bola Indonesia,” ujarnya.

Sebagai program jangka pendek, lanjut dia, KPPPI mendukung pembangunan sepak bola dengan menggelar tur di 10 provinsi yang memiliki banyak potensi pemain sepak bola. Pertama adalah Provinsi Maluku, kemudian diikuti sembilan provinsi lain.

Dalam kegiatan ini akan dilaksanakan dialog sepak bola yang melibatkan semua stakeholder terkait dengan persekbolaan, pendidikan, industri dan komunitas. “Hasil diskusi akan menjadi data base untuk digunakan lembaga persepakbolaan Indonesia,” kata Ishak.

“Kemudian, coaching clinic berupa pendidikan dan pelatihan. Kegiatan lainnya adalah pertandingan eksebisi antara mantan pemain timnas plus melawan pemain all star setempat,” tambah Ishak.

Untuk program jangka menengah akan dilakukan penyusunan database berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, meliputi rekrutmen pemain, pola dan mekanisme pelatihan, pengelolaan pertandingan, manajemen suporter, industrialisasi sepak bola dan lainnya.

“Kami akan membangun kolaborasi permanen dengan berbagai pemangku kepentingan sepak bola dan yang berkaitan dengan sepak bola,” kata Ishak.

Sedangkan untuk program jangka panjang, lanjut Ishak, KPPPI akan membangun dan mengembangkan Center of Excellence Sepak Bola Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Ishak juga menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. yang telah ikut berpartisipasi mengsukseskan acara ini. “Terimakasih kepada manajemen PT Antam yang membantu mengsukseskan acara deklarasi ini,” pungkasnya.

Sementara pelatih sepak bola sekaligus mantan kapten timnas Indonesia Herry Kriswanto mengaku, sant prihatin dengan sepak bola Indonesia yang sejak tahun 1991 belum mendapatkan emas di SEA Games.

“Lepas 1991 hingga saat ini timnas kita belum pernah lagi menjadi yang terbaik di ajang sepak bola Sea Games. Kondisi ini membuat kita sangat prihatin. Kita berharap dengan kehadiran komunitas seperti KPPPI yang bisa berkolaborasi dengan pemerintah dan stake holder lainnya  akan lebih memacu semangat untuk meraih prestasi yang lebih baik baik,” tutup Herry.

Rekannya, Rully Nere mengatakan, dengan adanya Inpres Nomor 3 Tahun 2019 ada sekitar 11 kementerian, 2 lembaga serta gubernur dan bupati/walikota diinstruksikan untuk terlibat dalam proyek pembangunan persepakbolaan ini.

“Ini menjadi harapan kita semua. Presiden Jokowi memang luar biasa, beliau satu-satunya presiden RI yang punya perhatian besar terhadap sepak bola nasional,” tukasnya,

“Yang pasti pembinaan sangat penting dalam mencetak sepak bola Indonesia. Tanpa kompetisi pemain usia muda kita tidak akan berprestasi,” kata mantan gelandang elegan di era 1980-an ini.(ral)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *