Jakarta, Hotfokus.com
Komisi Nasional Keuangan Syariah (KNKS) menyatakan negara dengan cadangan devisa (cadev) dalam bentuk emas tinggi negara itu akan cenderung akan lebih tahan terhadap goncangan ekonomi. Pasalnya emas dinilai selama ini tahan terhadap inflasi. Indonesia sendiri cadev dalam bentuk emas masih sangat kecil yaitu antara 2,9 – 3 persen dari total cadev negara. Jumlah tersebut setara dengan nilai emas sebanyak 78,5 ton.
Kepala Devisi Inovasi dan Produk Syariah KNKS, Yosita Nur Wirdayanti, mengatakan pemerintah perlu meningkatkan cadev emasnya agar gejolak ekonomi global yang saat ini masih terjadi dapat diminimalisir risikonya. Pasalnya dibandingkan dengan negara lain, cadev emas di bank sentral Indonesia tergolong rendah.
“Amerika itu cadangan devisa dalam emas sekitar 8.000 ton, Rusia 2.000 ton itu hanya 19,1 persen dari total cadev, lalu China 2,5 persen dari total cadev. Kalau Indonesia itu masih rendah lebih banyak cadev ditopang oleh aktifitas trade,” ujar Yosita dalam seminar bertema The Power of Gold, Emas Sebagai Penjaga Ketahanan Perekonomian, di Jakarta, Jumat (29/11).
Yosita menambahkan secara aturan internasional memang tidak ada ketentuan batas minimum sebuah bank sentral memiliki cadev dalam bentuk emas. Namun semua menyapakati bahwa semakin banyak emas yang dimiliki oleh bank sentral dan dijadikan pundi-pundi cadangan, maka negara itu akan lebih siap menghadapi gejolak ekonomi termasuk krisis.
“Memang tidak ada ketentuan cadev dalam bentuk emas itu berapa, sebab itu bukan mandatory. Kebijakan cadev emas itu masing – masing negara berbeda. Secara internasional tidak ada ketentuan batas minimum bagi Bank centralnya memiliki emas,” sambungnya. (DIN/rif)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *