Oleh : Sofyano Zakaria, Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI)

Keputusan Pemerintah menaikkan cukai rokok hingga 25 persen pada tahun 2020 mendatang adalah kebijakan yang sangat tepat. Selain itu kenaikan cukai dilakukan pemerintah ini juga dari sisi momentum yang dipilih, juga sangat tepat.

Kebijakan ini harus didukung oleh semua pihak baik itu kalangan industri maupun konsumen.
Mengingat tarif cukai rokok di Indonesia memang relatif rendah dibandingkan dengan negara di kawasan.
Di dunia tarif cukai rokok, Indonesia, adalah yang paling murah. Sehingga kenaikan cukai merupakan kebijakan untuk menata tata niaga rokok secara keseluruhan, sekaligus membantu keseimbangan APBN yang lebih baik.

Mengingat saat ini pemerintah sedang berhadapan dengan penurunan harga komoditas seperti mikyak, batubara, CPO dan lain lain, yang mengakibatkan penerimaan negara dari sektor sektor tersebut melemah. Dengan adanya kenaikan cukai maka diharapkan pendapatan negara dapat meningkat, sehingga defisit APBN tidak melebar.

Jika ditinjau dari sejarah cukai memang selalu mengalami kenaikan setiap tahun. Rata rata kenaikan cukai disesuaikan dengan tingkat inflasi dan kenaikan dalam daya beli. Karena tahun 2019 pemerintah tidak menaikkan cukai , maka menjadi wajar pada tahun 2020 mendatang pemerintah menaikkan cukai relatif besar dibandingkan tahun tahun sebelumnya. Kenaikan cukai tersebut sudah proporsional sesuai dengan perkembangan daya beli masyarakat dan inflasi. Selain itu jika dilihat dari penjualan rokok yang sangat besar, ruang bagi kenaikan cukai juga cukup lebar.

Dari aspek kesehatan masyarakat, kenaikan cukai penting untuk mendorong kenaikan harga rokok sehingga dapat menolong untuk menjauhkan kelompok yang rentan dari bahaya rokok terhadap kesehatan mereka, seperti anak anak sekolah dan kelompok masyarakat miskin maupun kelompok masyarakat rentan lainnya.
Karena nya Kebijakan Pemerintah tentu sangat disambut baik oleh masyarakat karena ini memberi manfaat pula baik bagi masyarakat maupun bagi Pemerintah .[•••]