Jakarta, hotfokus.com
Usukan Dana Moneter Internasional (IMF) yang meminta sejumlah negara untuk menurunkan beban utang negaranya, dianggap tidak tepat kalau ditujukan ke negara berkembang seperti Indonesia.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan negara yang patut mengurangi utangnya adalah negara yang memiliki rasio tinggi yang mencapai di atas 60 persen sehingga wajib menjaga keseimbangan fiskal negaranya.
“Indonesia utang terhadap GDP masih di 30 persen untuk standart internasional itu rendah sekali. defisit hanya 1,76 itu defisit yang kecil. Kalo liat negara lain yang debt to GDP rasionya diatas 60 persen tapi defisit bisa 2 persen seperti Italia. Italia debt to gdp rasio diatas 100 persen tapi ingin defisit diatas 2,4 persen dan untuk negara negara itu statement imd jadi berlaku. Negara seperti ini harus jaga keseimbangan fiskalnya dengan kurangi defisit oleh karena itu kurangi utang,” papar Sri Mulyani di Cikini, Jakarta, Selasa (22/01).
Lebih rinci Sri Mulyani menegaskan, Indonesia saat ini berada dalam posisi yang baik dari sisi ekonomi. Bagaimana tidak, saat ini ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 persen dengan defisit transaksi berjalan dibawah 2 persen. Artinya, dengan pertumbuhan ekonomi yang positif, ungkapan dari IMF tidak relevan lagi bagi Indonesia.
“Jadi untuk negara – negara seperti itu tantangannya bagmna ciptakan growth cukup tinggi tapi defisit lebih kecil. Indonesia sekarang growth diatas 5 dan defisit dibawah 2 persen, jadi tidak relevan statement itu jika utk Indonesia,”, pungkas dia.(SA)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *