Jakarta, Hotfokus.com
Tahun 2018 Amerika Serikat (AS) melakukan beberapa kebijakan fiskal yang kontroversial, mulai dari penurunan pajak korporasi hingga kenaikan suku bunga.
Kebijakan ini berdampak negatif terhadap negara berkembang seperti Indonesia yang ditandai keluarnya dana asing atau capital outflow.
CEO Schoders Indonesia, Michael Tjoajadi berpendapat, hal ini membuat bank central The Fed untuk berhati-hati dalam menaikan suku bunga yang sudah mendekati puncak meski kebijakan tersebut diprediksi memudar hingga 2020.
“Ketidakpastian ini membuat pasar emerging market mulai diminati kembali dan memberikan dampak positif terhadap nilai tukar rupiah,” papar Michael di Jakarta, Kamis (17/01).
Michael menambahkan, tercatat dana asing masuk ke Indonesia Rp14 triliun selama 4 bulan, ditambah dengan Rp3 triliun dari penjualan surat utang (obligasi) negara.
Menurut dia, mencermati kondisi global saat ini Bank Indonesia berpeluang akan lebih hati – hati dalam menentukan arah suku bunga acuan.
“BI akan mulai slowing down, BI akan mulai relax. Karna bagi mana pun kan BI sudah lead the curve lebih duluan, nah sekarang ini apalagi statement dari the FED dia akan berhati2 dan melihat, tentu ini menjadi relax bagi BI untuk tidak push dirinya untuk terus menaikkan suku bunga,” pungkasnya. (SA)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *