ads_hari_koperasi_indonesia_74

2019 Ditjen PKP2T Akan Kembangkan Prukades dan Kemitraan

2019 Ditjen PKP2T Akan Kembangkan Prukades dan Kemitraan

Jakarta, Hotfokus.com

Direktorat Jendral Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Pemukiman (Ditjen PKP2Trans) Kementrian Desa, PDT dan Transmigrasi pada tahun 2019 ini akan mengembangkan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) dan kemitraan di kawasan transmigrasi sebagai program unggulan.

“Pengembangan Prukades dan kemitraan di kawasan transmigtasi adalah model yang tepat. Sebab, konsep transmigrasi yang dikembangkan tidak hanya sekedar memindahkan penduduk dari daerah yang padat ke wilayah yang kurang padat, tetapi bagaimana menumbuhkan kawasan transmigrasi menjadi kota-kota mandiri dengan cara mengkombinasikan transmigran dengan penduduk asli daerah itu sesuai dengan kebutuhn,” kata Dirjen PKP2Trans Kementrian Desa, PDT dan Transmigrasi, R. Hari Pramudiono, SH. MM kepada wartawan di Jakarta, Kamis (10/1/2019).

“Untuk menarik minat transmigran, kita juga menawarkan program unggulan dengan cara memediasi antar daerah asal dan tujuan,” tambah Hary.

Terkait luas lahan yang disediakan untuk transmigran, menurut Hary Pram tergantung pola usaha yang  dikembangkan di kawasan transmigrasi. “Bila pola usaha tanaman pangan maka lahan yang disediakan luasnya 2 Ha. Sementara untuk pola usaha nelayan tangkap luasnya 0,5 Ha,” ungkapnya.

“Lahan disediakan sepenuhnya oleh pemerintah daerah, sedangkan untuk biaya operasional Rp 187 juta per Kepala Keluarga berasal dari APBN/APBD,” tambah Hary Pram.

Ditanya soal jumlah anggaran yang  dibutuhkan agar program ideal transmigrasi bisa berjalan optimal, Hary menjelaskan bahwa angka Rp 1,1 triliun merupakan anggaran yang sangat ideal untuk menggerakkan program transmigrasi terbaik. “Namun dengan anggaran yang tersedia pada tahun 2019 sebesar Rp 390.118.518.000,- tetap akan kami pergunakan secara efektif dan maksimal. Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi pada tahun 2018 capaian kegiatan PKP2 Trans mencapai 95,01 %,” tukasnya.

Hary Pram juga mengungkapkan, saat ini ada sekitar 12 provinsi yang bersedia menjadi tujuan transmigrasi karena daerah tersebut masih banyak tersedia potensi sumber daya alam. “Di sisi lain daerah-daerah tersebut masih membutuhkan sumber daya manusia (SDM) untuk mengoptimalkan sumber daya alam yang tersedia itu,” ungkapnya.

Lebih jauh ia mengatakan, provinsi yang selama ini menjadi tujuan transmigrsi adalah Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Sumatra Selatan, Sumatra Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat dan Maluku

Sementara itu provinsi yang penduduknya paling  berpotensi untuk menjadi transmigran adalah Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat dan Banten. “Alasan mereka ikut program transmigrasi karena lahan semakin sempit dan ingin mengubah nasibnya agar bisa lebih baik di masa yang akan datang,” tukasnya.

Terpisah, Direktur Eksekutif untuk Transparansi Informasi Publik Nasional (KUTIPAN), Aswan Bayan yang dihubungi terpisah menyampaikan apresiasi positif terkait capaian kegiatan yang dihasilkan Ditjen PKP2Trans) Kementrian Desa, PDT dan Transmigrasi.

“Namun agar capaian kegiatan bisa menyentuh angka 98 % atau bahkan 100 % maka perlu pengawasan yang lebih ekstra di daerah transmigrasi sehingga lebih baik dan efektif,” kata Aswan di Jakarta, Kamis (10/1/2019).

“Contoh yang bisa menjadi pelajaran adalah beberapa daerah kawasan transmigrasi yangpada tahun 2018 lalu  masih ada persoalan teknis, hendaknya segera diatasi sehingga pada tahun 2019 ini programnya bisa berjalan sesuai perencanaan,” pungkasnya.

Menjawab pertanyaan lainnya, Har Pram menegaskan bahwa program transmigrasi masih relevan di era modern dan terbuka seperti sekarang ini.

“Karena Nawacita ke 3 Pemerintah Jokowi-JK  membangun Indonesia dari pinggiran dalam kerangka NKRI sangat tepat dilaksanakan melalui program transmigrasi,” kata Hary.

Sebelumnya, pada peresmian Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 di Istana Wakil Presiden Jakarta, Jumat 24 Agustus 2018, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa program transmigrasi sudah tidak relevan lagi.

“Dulu penduduk merupakan beban sehingga ada transmigrasi. Tapi sekarang jumlah penduduk asal transmigrasi dan daerah yang menjadi tujuan transmigrasi sudah berimbang,” kata Wapres saat itu.(ERT)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *