ads_hari_koperasi_indonesia_74

Nyak Sandang Punya Tiga Permintaan ke Presiden

Nyak Sandang Punya Tiga Permintaan ke Presiden

Jakarta, hotfokus.com

Nyak Sandang, salah satu saksi sejarah yang juga memberikan andil bersama rakyat Aceh lainnya untuk membeli pesawat pertama setelah Indonesia merdeka, Rabu 21 Maret 2018 sekitar pukul 18.25 WIB bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka.

Nyak Sandang yang datang ditemani dua orang anaknya, Maturidi dan Khaidar, terbang dari Aceh Selasa kemarin.

“Ini Pak Jokowi, Ayah. Dia senang sekali bisa bertemu Presiden,” kata Maturidi menerjemahkan Nyak Sandang karena selama berbincang dengan Presiden menggunakan bahasa Aceh.

Pada pertemuan tersebut, Nyak Sandang menyampaikan tiga permohonsan kepada Kepala Negara. Salah satunya mengenai bantuan untuk operasi katarak.

“Baik untuk kataraknya nanti saya akan urus. Apalagi katarak kan hanya operasi ringan, besok tolong dicek ke rumah sakit ya,” kata Presiden.

Selain itu, Nyak juga meminta kepada Presiden agar dibuatkan masjid di kampungnya di Lamno, Aceh. Terkait hal ini, Presiden pun menjawab bahwa nanti akan mengirim tim untuk mengecek kondisi di sana.

Selain dua permintaan tersebut, Nyak yang berusia 91 tahun itu juga bermohon agar bisa menunaikan ibadah haji. “Ingin naik haji. Kalau bisa tahun ini, karena sudah tua,” lanjut Maturidi.

“Saya akan mengupayakannya dan berkoordinasi dengan Menteri Agama. Tapi karena haji harus antri dulu bagaimana kalau melaksanakan umroh terlebih dahulu. Tapi saya akan bicarakan dengan Menteri Agama,” kata Presiden.

Pada kesempatan itu, Nyak Sandang juga menunjukkan bukti obligasi Pemerintah Indonesia tahun 1950 yang dimilikinya kepada Presiden. Ia memang termasuk salah satu orang yang ikut andil menyumbangkan harta kekayaannya untuk membeli pesawat pertama Indonesia.

Seperti diketahui, pada tahun 1948 saat Presiden Sukarno berkunjung ke tanah Aceh guna mencari dana untuk pembelian pesawat pertama setelah Indonesia merdeka. Dan Nyak Sandang yang saat itu masih berusia 23 tahun bersama orang tuanya menjual sepetak tanah dan 10 gram emas senilai Rp 100 untuk diserahkan kepada negara.

Presiden Sukarno pun menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebanyak SGD 120 ribu dan 20 kg emas murni untuk membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002 yang merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.

Di penghujung perbincangan, Nyak Sandang pun berterima kasih kepada Presiden. “Terima kasih Bapak Presiden sudah punya waktu untuk kami,” ungkap Nyak Sandang.(RAL)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *