ads_hari_koperasi_indonesia_74

Fadli : Parlemen Negara Islam Tak Punya Gigi

Fadli : Parlemen Negara Islam Tak Punya Gigi

TEHERAN — Indonesia menginginkan agar organisasi parlemen negara-negara Islam lebih punya gigi sehingga berwibawa dalam diplomasi internasional. Karena itu delegasi parlemen Indonesia mengajukan draft agar PUIC melakukan reformasi dan revitalisasi organisasi.

Hal itu secara tegas diungkap Pelaksana Tugas Ketua DPR RI, Fadli Zon, saat memimpin delegasi parlemen Indonesia dalam Sidang Komite Eksekutif Uni Parlemen Negara-negara Organisasi Konferensi Islam di Teheran, Iran yang dihelat hingga 17 Januari 2018. Tahun ini, Indonesia menjadi salah satu anggota Komite Eksekutif, bersama 13 negara lain.

“Kita harus bercermin kepada organisasi-organisasi internasional lain. Mereka bisa memainkan peran yang nyata dalam diplomasi internasional, termasuk dalam membela kepentingan negara-negara yang tergabung dalam grup. Semua resolusi yang mereka hasilkan juga bersifat mengikat, harus dipatuhi oleh anggotanya. Dengan demikian organisasi jadi berwibawa. Nah, PUIC sejauh ini belum menjadi organisasi semacam itu. Makanya Indonesia mendorong agar PUIC segera mereformasi dirinya,” ungkap Fadli di hadapan para delegasi PUIC.

Lebih lanjut Fadli memaparkan, ada banyak permasalah di negara-negara muslim yang seharusnya PUIC bisa memainkan peranan penting. Namun, hingga kini peran itu tidak bisa dioptimalkan oleh organisasi itu. Dia memberikan contoh, dalam penyelesaian kasus Rohingya atau pengakuan Amerika terhadap klaim bahwa Yerusalem adalah Ibukota Israel.

“Kita tidak melihat peran nyata PUIC. Organisasi ini, yang beranggotakan 54 negara, ternyata tak memiliki taji. Bukan hanya di mata dunia internasional, tapi juga di mata negara-negara anggotanya sendiri. Jadi, ada sesuatu yang perlu segera diperbaiki dari organisasi ini,” papar politisi Gerindra itu.

Usai memaparkan alasannya, Fadli juga menyampaikan langsung proposal draf resolusi dan menjadi perhatian dalam Komite Eksekutif. Resolusi tersebut akan diakomodasi dalam pernyataan akhir Konferensi PUIC, karena semangat melakukan revitalisasi yang dihembuskan Indonesia mendapat dukungan mayoritas anggota Komite Eksekutif.

“Kami senang usulan delegasi DPR RI tersebut disambut hangat oleh delegasi negara-negara lain. Agenda terdekat, kami akan memroses usulan perubahan Statuta PUIC. Seperti halnya ASEAN, organisasi multilateral ini tak punya gigi dan nyali karena tidak pernah mereformasi statuta pendiriannya. Padahal, zaman terus berkembang dan semua itu butuh untuk disikapi,” pungkas Fadli. (kn)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *