JAKARTA — Stok beras di Bulog kurang dan menyebabkan harga kebutuhan pokok itu naik, tidak boleh dijadikan alasan pemerintah untuk membuka keran impor. Untuk itu Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto mendesak agar Kementerian Pertanian mengembangkan inovasi sehingga produksi pangan nasional selalu tercukupi.
Menurutnya, impor pangan berdampak menyengsarakan petani lokal, sekaligus mengganggu kemandirian.
Selain itu Agus berharap Badan Urusan Logistik (Bulog) bekerja lebih keras untuk menjaga ketersediaan pangan nasional.
“Bulog diharapkan bekerja keras untuk betul-betul memonitor harga, dan bisa memanfaatkan gabah hasil dari petani. Produksi nasional harus tetap ditingkatkan, dan stok pangan harus tetap dijaga,” dorong Agus di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (11/1).
Dikatakannya, kenaikan harga beras hingga melapaui Harga Eceran Tertinggi (HET) merupakan tanggung jawab banyak pihak, termasuk Kementerian Perdagangan.
“Ini tidak hanya Menteri Pertanian tapi juga Menteri Perdagangan harus betul-betul sigap. Jangan ambil gampangnya, kurang stok beras lalu impor. Padahal kita harus menguatkan petani-petani kita. Ini yang harus kita pikirkan, jadi jangan ambil jalan pintas saja,” tandas politisi Partai Demokrat itu.
Saat ini untuk menjaga harga pemerintah melakukan operasi pasar dan Agus membenarkan langkah itu. “Langkah pemerintah sudah betul melakukan operasi pasar untuk menjaga kestabilan harga beras, tapi ke depan dari kementerian harus menjaga betul jangan sampai harganya melebihi HET yang telah ditetapkan,” paparnya.
Sesuai data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional pada Januari 2018 harga rata-rata beras jenis medium di Jakarta mencapai Rp 14.000 per kilogram. Harga itu melampaui HET sebesar Rp 9.450 per kilogram. Sekaligus harga pada Januari 2018 melebihi harga pada awal tahun 2017, sekitar Rp 9.500. (kn)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *