JAKARTA — Jika Presiden Jokowi menyebut 2018 sebagai tahun politik, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyebut tahun ini sebagai tahun gaduh.
Menjawab pertanyaan wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (3/1), Fahri berharap agar semua pihak dewasa di tahun gaduh. Sebab menurutnya hal itu merupakan siklus demokrasi yang harus diterima siapa saja di Indonesia.
“Seperti tubuh yang punya siklus hidup, maka ada pula siklus hidup demokrasi. Dalam siklus hidup demokrasi itu, setahun menjelang Pemilu pasti terjadi ribut, jadi terimalah kenyataan bahwa tahun ini kita akan ribut,” ujar Fahri Hamzah.
Dia minta agar Presiden jangan bersikap lepas tangan terhadap masalah-masalah politik yang berkembang di tanah air. Selama ini menurutnya Presiden kerap bersikap lepas tangan terkait politik. Akibatnya sejumlah hal yang disebut Fahri sebagai keributan tidak ada yang mengendalikan.
“Misalnya bagaimana dengan nasib ulama yang statusnya ditersangkakan dan dipanggil berkali-kali itu, apakah tidak selayaknya kalau dianggap saja sudah selesai. Demi untuk menenangkan, maka SP3 saja kasus ulama itu. Kalau diulur-ulur begini maka akan membuat resah banyak orang. Ini bisa menjadi bara api di tahun 2018, yang seharusnya bisa diredakan satu persatu. Itulah yang harus disadari dan dikelola, sebab hal ini bisa berbahaya efeknya kepada akselerasi Pemilu kita yang akan datang,” tandasnya. (kn)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *