Jakarta, hotfokus.com
Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo menyarankan agar para investor menghindari saham dua sektor, yaitu sektor plantation atau perkebunan dan sektor properti. Alasannya, dua sektor tersebut masih sangat rentan terhadap tekanan di tahun 2018, salah satunya karena tekanan harga minyak dunia yang diprediksi mengalami penguatan tahun depan, serta kondisi suku bunga kredit perbankan yang relatif dianggap sangat rendah.
“Dua sektor tersebut mengapa harus dihindari? karena sektor plantation mempunyai underlaying utama yaitu harga CPO, dimana komoditi utama minyak mentah yang saat ini berada di level USD50 perbarel, kedepan cenderung menguat ke angka USD62 perbarel. Dengan demikian pelaku pasar mengabaikan sementara waktu kinerja komoditi lainnya seperti CPO,” ujar Lucky di Jakarta, Kamis (7/12).
Sementara itu untuk sektor properti, lanjut Lucky, pelaku pasar cenderung kurang mengapresiasi positif sektor tersebut lantaran sektor properti dianggap kurang mendapatkan dukungan dari lembaga keuangan perbankan lantaran tingkat suku bunga single digit yang dianggap kurang menguntungkan bagi perbankan untuk mengucurkan kredit ke sektor properti.
“Perlakuan suku bunga rendah dalam perbankan itu menjadi salah satu tantangan sendiri bagi sektor perbankan karena dalam rangka penyaluran kredit, terutama kredit kepemilikan rumah (KPR). Dengan berlakunya skenario penbetapan suku bunga rendah, maka perlakuan suku bunga rendah itu tidak baik bagi sektor perbankan tahun 2018, sehingga mempengaruhi margin, sehingga mereka akan mengerem penyaluran untuk KPR,” tuturnya.
Meski demikian, diluar kedua sektor tadi, Lucky mengungkap jika sektor-sektor lainnya yaitu Infrastruktur, Consumer, Basic Industry, Manufacture, Mining dan Finance masih cukup bagus untuk dikoleksi. Seperti halnya tahun 2017 ini, sektor Finance atau keuangan diyakini masih akan mendominasi pasar perdagangan domestik tahun depan. (SNU)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *