ads_hari_koperasi_indonesia_74

JK Dapat Gelar Adat Melayu di Kepri

JK Dapat Gelar Adat Melayu di Kepri

LINGGA — Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menerima anugerah gelar adat “Sri Perdana Mahkota Negara” dari Lembaga Adat Melayu di Balai Agung Negeri. Penganugerahan gelar adat dilakukan di tengah acara Tamadun Melayu Antar Bangsa di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, Minggu (19/11).

Saat membuka perhelatan Tamadun Melayu Antar Bangsa, JK mengatakan bahwa Budaya dan Bahasa melayu telah menjadi budaya nasional di Indonesia. JK juga menyebut, meskipun penduduk Melayu bukan penduduk terbesar namun Bahasa Melayu menjadi bahasa pemersatu.

“Itu tidak terjadi di banyak negara. Banyak negara yang bahasa persatuannya dua atau tiga karena tidak ada yang jadi pemersatu bangsa-bangsa itu. Karena itulah, Bahasa Melayu menjadi pemersatu bangsa ini, karena itu kita mengharapkan selalu kemajuan dan kebaikan yang tinggi,” ucapnya.

Lebih lanjut Wapres mengatakan bahwa Lingga telah menjadi bahagian sejarah yang penting dalam kehidupan kebangsaan Indonesia sehingga kemajuannya menjadi tanggungjawab bersama.

“Bagaimana Lingga telah menjadi bahagian sejarah yang penting dalam kehidupan kebangsaan kita semua, dan tentu karena itu, apa yang diharapkan Pak Bupati, Gubernur tentu bahagian dari upaya yang dilakukan kita bersama-sama, karena kemajuan itu usaha bersama, pemerintah, masyarakat dan tadi investasi dari luar,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut JK tak lupa mengucapkan terimakasih atas pemberian Gelar Adat “Sri Perdana Mahkota Negara” dari Lembaga Adat Melayu (LAM) di Balai Agung Negeri.

Dikatakannya, perhubungan antara masyarakat Melayu dengan Bugis telah berlangsung sejak zaman raja-raja. “Bagaimana raja-raja Melayu dan Bugis memajukan bangsa ini ada Daeng Marewa, Daeng Parani, Daeng Maluwu, Daeng Cella yang hadir di sini untuk bersama-sama dengan masyarakat Melayu menjaga sejengkal tanah di negeri ini, “ujarnya.

Selain itu, Wapres juga menyampaikan selamat atas dinobatkannya Sultan Mahmud Riayat Syah yang juga dikenal dengan sebutan Sultan Mahmud Syah III, sebagai Pahlawan Nasional.

Sultan Mahmud Riayat Syah merupakan salah satu Sultan di Kerajaan Lingga-Riau-Johor-Pahang, yang diajukan sebagai Pahlawan Nasional dari Kabupaten Lingga. Sebagai pemimpin tertinggi Kerajaan Johor-Riau-Lingga dan Pahang, banyak kebijakan Sultan Mahmud Syah III yang strategis dan monumental.

Salah satu langkah Sultan Mahmud Riayat Syah adalah menguatkan persaudaraan antara Melayu dan Bugis melalui ‘sumpah setia’ dan pernikahan antara kedua suku. Kebijakan Sultan ini terbukti mampu menangkal politik adu domba penjajah.

JK menyatakan bahwa sumpah setia Melayu-Bugis ini sangat penting dan monumental dalam persatuan bangsa. Sebab satu dari timur dan satu dari barat, dengan adat istiadat yang berbeda namun saling mendukung. “Itu artinya sejak dulu kita berfikir tentang kebangsaan yang besar tidak hanya memikirkan diri sendiri.” Lanjut wapres.

Hubungan Melayu dengan Bugis telah terjalin dengan baik dan tidak bisa dipisahkan. JK berpesan agar hubungan baik itu dapat tetap terjalin bukan hanya antara Melayu-Bugis, tapi antara semua suku-suku bangsa di Indonesia. “Ini yang perlu kita lakukan, tetap kita bersatu untuk kerja bersama-sama. Saya yakin semangat dan kebersamaan di sini, apalagi dengan Tamadun Melayu menjadi perekat semangat kemajuan bersama,” ucap JK menutup sambutannya.

Perhelatan Tamadun Melayu Antar bangsa, diadakan bersamaan dengan perayaan HUT ke-14 Kabupaten Lingga yang jatuh pada tanggal 20 November 2017. Perhelatan bertujuan mengumpulkan para tokoh Melayu dan budayawan serumpun untuk membahas pencapaian Melayu masa lalu saat dipimpin Sultan Mahmud Riayat Syah.

Negara-negara serumpun yang diundang pada perhelatan tersebut di antaranya Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina, Vietnam, Kamboja hingga Madagaskar.

Tamadun Melayu antarbangsa juga menjadi ajang promosi kebudayaan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Lingga. (kn).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *