BOGOR – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan, Presiden Joko Widodo membahas secara khusus dua hal dengan Emir Qatar Syekh Tamim bin Hamad Al Thani di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/10).
“Pembicaraan tadi dengan Presiden fokusnya adalah kerja sama di bidang kerja sama ekonomi. Presiden membahas secara khusus dua hal. Yang pertama mengenai masalah infrastruktur. Yang kedua adalah mengenai masalah turisme. Sementara itu ada kerja sama yang sudah berjalan cukup lama adalah kerja sama di bidang gas, di bidang energi, tapi khususnya adalah di bidang gas. Jadi intinya untuk infrastruktur,” tutur Retno usai mendampingi Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Emir Qatar.
Dia juga menjelaskan kunjungan Emir Qatar merupakan balasan dari kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dua tahun yang lalu. Syekh Tamim mengunjungi Indonesia dalam rangkaian agenda kerja ke beberapa negara Asia Tenggara.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Menlu menyampaikan bahwa Syekh Tamim tertarik untuk berinvestasi, hanya harus didetailkan, misal terkait pembangunan pelabuhan. Syekh Tamim menanyakan, apa yang dapat dipertimbangkan untuk investasi bagi Qatar.
“Demikian juga mengenai turisme, turisme ini kan sebenarnya masalah 10 New Bali. Ini kan sudah terus disampaikan oleh Presiden ke berbagai pihak. Ini juga diulang oleh Presiden,” tambah Retno. Khusus mengenai energi, Jokowi fokus pada pembangunan pembangkit tenaga listrik sebagai follow up dari kunjungannya dua tahun lalu ke Qatar.
“Waktu itu kita menandatangani head of agreement. Nah sekarang tindak lanjutnya sudah mengarah kepada penandatanganan share holder agreement. Dalam share holder agrement ini akan ada dua komponen. Komponen pertama adalah untuk PLTGU di Sumbagut (Sumatera Bagian Utara) 134, bloknya 134 dan satu lagi adalah floating storage regasification unit. Ini yang sudah mengarah kepada sekali lagi penandatanganan share holder agreement,” tambah Retno menjelaskan bahwa Qatar memang banyak bermain di investasi dalam bentuk portofolio dan sudah cukup lama sekali bergerak di situ.
Saat ditanya wartawan mengenai krisis di negara teluk, Retno Marsudi menyampaikan bahwa posisi Indonesia sangat konsisten. Sejak hari pertama terjadi krisis Indonesia sudah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak. “Tadi Menlu-nya juga mengatakan dia berkomunikasi dengan saya, saya juga berkomunikasi dengan Arab Saudi, dengan UAE, dan sebagainya. Jadi intinya kita mengatakan bahwa peaceful solution itu adalah yang terbaik,” tambah Menlu Retno.
Konflik apalagi perang, lanjut Menlu, tidak akan mendatangkan manfaat bagi siapa pun. Ia menambahkan bahwa Presiden Jokowi selalu menyampaikan pentingnya kesatuan umat. “Kita tadi menyampaikan bahwa kita juga berkomunikasi dengan Kuwait karena Emir Kuwait juga mencoba menjalankan mediasinya. Jadi posisi kita konsisten dari sejak hari pertama sampai tadi kita sampaikan posisi kita konsisten,” papar Rento Marsudi mengakhiri wawancara dengan wartawan. (kn)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *