JAKARTA – Banyak orang beranggapan obesitas sama dengan gemuk. Padahal keduanya jelas berbeda. Sebab gemuk disebabkan kandungan lemak yang berlebihan. Berdasarkan kumparan.com, perbedaan mendasar kegemukan dan obesitas terletak pada perbedaan kategori Body Mass Index (BMI).
Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) menetapkan empat kategori yang menentukan kondisi tubuh manusia. Ada Kurus, Normal, Kegemukan, dan Obesitas.
WHO juga menetapkan standar pengukuran berat badan manusia sebagai BMI, yang menggunakan rumus tersendiri.
Rumus itu adalah : BMI = Berat Badan / (Tinggi Badan x Tinggi Badan). Di Indonesia satuan yang dipergunakan adalah kilogram (kg) dan meter (m).
Contoh, orang berbobot 65 kg dan tinggi 170 m, maka perhitungannya adalah : 65/(1,70 x 1,70) = 22,29.
Seorang perempuan yang penghitungannya menghasilkan angka 17 hingga 23 boleh senang, karena masuk kategori normal. Bagi lelaki kategori yang sama berada pada angka 18 – 25.
Seorang perempuan dikatakan gemuk jika berada pada angka 23-29, dan untuk lelaki pada 25-29.
Obesitas berarti massa lemak tubuh jauh melampaui dari yang seharusnya. Sedang kegemukan merupakan kondisi berat badan melampaui BMI normal.
Meski berbeda, namun kegemukan dan obesitas sama-sama menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Berbagai jenis penyakit dapat menghampiri orang-orang dengan kelebihan berat badan. Mulai kolesterol, darah tinggi, jantung, stroke, liver, dan lainnya.
Dapat juga dipergunakan cara pengukuran yang lebih sederhana. Jika perempuan memiliki lingkar perut melebihi angka 80 centimeter dan pria 90 centimeter, maka kewaspadaan dan kehati-hatian harus dimulai. Terutama dengan cara mengontrol jumlah asupan serta berolahraga untuk membakar lemak tubuh.
Satu dari Sepuluh
Sejumlah informasi menyebutkan, sepertiga penduduk bumi mengalami kegemukan. Dari jumlah itu sebanyak satu dari sepuluh orang mengalami obesitas.
Amerika Serikat menduduki peringkat tertinggi dengan jumlah penduduk yang mengalami obesitas terbanyak di dunia. Di negeri Paman Sam itu sebanyak 17 persen anak-anak dan 38 persen orang dewasa mengalami obesitas.
Mesir menduduki peringkat kedua dengan 62 persen orang dewasa mengalami kegemukan. Dari jumlah itu 31 persen di antaranya mengalami obesitas.
Negara China menduduki peringkat paling tinggi untuk tingkat obesitas pada anak. Di negara itu obesitas dialami 15 juta anak. Angka itu lebih besar dari pada India sebanyak 14 juta anak.
Indonesia nongkrong di posisi ke-10 dengan lonjakan tingkat obesitas mencapai 3 kali lipat. Di tanah air obesitas didominasi kaum perempuan.
Peningkatan obesitas dipengaruhi makanan. Sebagaimana di Indonesia, di negara lain pun makanan rendah gizi namun kaya lemak banyak dijual dan dikonsumsi karena harganya lebih murah. Sebaliknya makanan sehat hanya dapat dijangkau segelintir kalangan. (kn)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *