ads_hari_koperasi_indonesia_74

Anies-Sandi Diminta Perhatikan Masalah Sosial

Anies-Sandi Diminta Perhatikan Masalah Sosial

JAKARTA – Pemerhati ekonomi dari Indosterling Capital William Henley meminta agar Anies Baswedan dan Sandiaga Uno merealisasikan janji kampanye tentang OK OCE (One Kecamatan One Centre of Entrepreneurship). Melalui rilisnya, Minggu (15/10), William juga minta agar pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih DKI Jakarta itu mengatasi ketimpangan sosial.

“OK OCE merupakan ikhtiar dari pasangan ini untuk melahirkan 200 ribu pengusaha baru. Caranya dengan membangun 44 Pos Pengembangan Kewirausahaan Warga di setiap kecamatan. Program ini dapat diikuti seluruh warga Jakarta, termasuk pekerja harian lepas provinsi. Inilah yang harusnya mulai mereka realisasikan,” kata William.

Data di website jakartamajubersama.com milik Anies-Sandi menyebutkann peserta OK OCE sudah hampir mencapai 12 ribu orang. William yakin jumlah itu meningkat setelah Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dilantik, Senin (16/10) besok.

Data pada Badan Pusat Statistik (BPS), menurut William, menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jakarta (year on year) pada kuartal II lalu mencapai 5,96 persen.. Angka ini lebih tinggi dibandingkan ekonomi nasional yang hanya tumbuh 5,01 persen sampai dengan semester I 2017.

Namun demikian, kata dia, tingkat ketimpangan pendapatan yang diukur dengan rasio gini hingga Maret 2017 sebesar 0,41. Angka ini meningkat 0,01 poin jika dibandingkan dengan rasio gini pada September 2016 sebesar 0,40. Data BPS juga memperlihatkan bahwa rasio gini Jakarta ini masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, yaitu 0,393. “Artinya dengan semakin tinggi rasio, maka semakin besar ketimpangan antara masyarakat,” jelasnya.

Selanjutnya, permasalahan lain yang tidak kalah penting, William mengatakan, berkaitan dengan ketersediaan lapangan kerja. Sampai dengan Februari 2017, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jakarta mencapai 5,36 persen dari jumlah angkatan kerja sebanyak 5,461 juta orang. TPT Jakarta sedikit lebih tinggi dibandingkan TPT secara nasional, yaitu 5,33 persen. Fakta lain adalah rasio penempatan kerja di Jakarta hanya 20,05 persen. “Semua ini menjadi sebuah bukti sulitnya mendapatkan lapangan kerja. Sementara tingkat partisipasi kerja pun hanya 68,7 persen.”

Semua permasalahan itu, kata William, menjadi tantangan yang harus dientaskan dalam waktu lima tahun ke depan. “Saya yakin dengan menggerakkan potensi kewirausahaan bisa menjadi salah satu solusi untuk merespons semua permasalahan ekonomi yang sampai kini masih menjadi persoalan di Jakarta,” katanya. (kn)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *