Amerika Serikat, hotfokus.com
Maskapai penerbangan Southwest Airlines dan kepolisian Maryland, Amerika Serikat, perlu mempertanggungjawabkan perbuatan memaksa dengan menyeret muslimah yang sedang hamil dari pesawat.
Sebagaimana dilaporkan uzone.id, Minggu (8/10), wanita muslimah itu adalah Anila Daulatzai, seorang profesor di Maryland Institute College of Art. Dia bermaksud terbang dari Bandara Baltimore-Washington menuju Los Angeles.
Laman itu melaporkan berdasarkan lansiran Independent, Jumat (6/10).
Pengacara Anila menyebutkan, saat diseret keluar pesawat, sabuk keamanan profesor wanita masih dalam keadaan terkunci hingga dikhawatirkan membahayakan janin dalam perutnya. Anila diseret paksa hingga celananya mengalami robek.
Peristiwa tersebut sempat direkam penumpang lain. Rekaman video tersebut kini viral di dunia maya. Dalam video Anila tampak meronta-ronta saat dua polisi memegang tubuhnya untuk menyeret keluar pesawat.
Sebelumnya Anila mengatakan dirinya alergi terhadap anjing. Dia diminta turun karena di dalam pesawat ada dua anjing yang dibawa penumpang lain.
Manajemen maskapai membantah peristiwa diseretnya Anila keluar pesawat sebagai aksi seksis dan rasialis karena profesor itu perempuan Muslim. Dia diminta keluar karena pihak maskapai mengkhawatirkan alergi Anila dapat membahayakan nyawanya saat dalam penerbangan.
Klaim itu dengan tegas ditolak pengacara Anila. Pengara membenarkan kliennya memberitahu petugas penerbangan tentang alerginya terhadap binatang, namun tidak pernah menyatakan alergi itu dapat membahayakan nyawanya saat dalam penerbangan.
Pihak penerbangan memang semula meminta Anila keluar pesawat, dengan alasan di dalam pesawat terdapat dua ekor anjing. Anila ternyata menolak, dan maskapai langsung memanggil polisi otoritas transportasi Maryland untuk memaksa perempuan hamil itu keluar.
Kepada media, pengacara Anila menyatakan kliennya dipermalukan melalui aksi rasialis karena bukan perempuan kulit putih namun seorang Muslimah.
“Polisi menariknya dari kursi, di mana ikat pinggang keamanan masih terpasang. Itu membahayakan janinnya. Padahal, itu adalah masa kehamilannya yang pertama. Ia lantas diseret keluar sehingga celananya robek. Dia dipermalukan di hadapan publik.” terang sang pengacara, dikutip dari uzone.id.
Setelah diseret keluar, polisi juga sempat menahan dan menuntut Alina karena dinilai melakukan tindakan tak tertib, menolak penangkapan, dan sejumlah pelanggaran ringan lain.
Sementara dalam pernyataan resminya, polisi otoritas transportasi Maryland membantah bertindak kasar atas dasar rasialis dan seksis terhadap Anila.
“Apa yang kami lakukan terhadapnya sudah sesuai prosedur. Kalaupun dianggap tidak begitu, ada jalur untuk menyelesaikannya, tapi yang jelas bukan dari saluran-saluran media,” demikian pernyataan kepolisian. (kn)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *