Jakarta, HotFokus.com
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mengurangi laju penurunan muka tanah di wilayah DKI Jakarta. Selain melalui proyek Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) berupa pembangunan tanggul laut di pesisir pantai, upaya penyediaan air bersih juga dilakukan melalui pembangunan bendungan Karian di Kabupaten Lebak Banten yang diproyeksikan agar masyarakat Jakarta tak lagi mengeksplorasi air tanah.
“Selama ini Jakarta kan hanya disuplai dari Jatiluhur tok, sehingga sangat rentan. Kalau Citarum barat itu ambrol, pasti Jakarta kering,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di Jakarta, Jumat (6/10).
Bendungan Karian sendiri termasuk salah proyek strategis nasional yang tertuang di dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Bendungan seluas 2.170 hektar dengan daya tampung mencapai 314,7 juta mete kubik itu, nantinya akan mampu memasok sumber air baku bagi warga DKI Jakarta dan Banten hingga 9,1 meter kubik/detik.
Dengan adanya pasokan air baku tambahan, Basuki berharap, agar masyarakat dapat mengurangi pengambilan air tanah. “Kita hanya bisa menyetop pengambilan air tanah di Jakarta kalau kita bisa suply air dari permukaan. Kenapa harus kita stop karena dia shinking terus, turun terus,” tuturnya.
Basuki mengatakan, progres pekerjaan proyek Bendungan Karian terus dikebut. Sejak dimulai pada Oktober 2015 lalu, rencana pembangunan bendungan yang telah mangkrak sejak 1980 itu, kini telah mencapai 47 persen.
Pemerintah menargetkan, proyek Bendungan Karian dapat rampung pada pertengahan tahun 2019 atau lebih cepat dari target semula, yakni pada tahun 2020.
Sementara itu, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sri Hartoyo mengatakan, saat ini pemerintah terus berupaya menambah pasokan kebutuhan air baku DKI Jakarta melalui jaringan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
“Untuk menambah pasokan air baku Jakarta akan dibangun SPAM Jatiluhur tahap I dengan kapasitas 4.000 liter per detik, SPAM Jatiluhur Tahap II sebesar 5.000 liter per detik, dan SPAM Waduk Karian sebesar 4.200 liter per detik,” ujar Hartoyo dalam kesempatan yang sama.
Untuk kebutuhan pembangunan SPAM Jatiluhur I diperkirakan membutuhkan investasi sekitar Rp 4 triliun, SPAM Jatiluhur 2 sekitar Rp 6 triliun, dan SPAM dari Waduk Karian sekitar Rp 6 triliun.
Dengan dibangunnya tiga SPAM ini dapat menambah pasokan kebutuhan air baku Jakarta sebesar 13.200 liter per detik dari kebutuhan air baku total di Jakarta sebesar 20.000 liter per detik.
Nantinya setelah tercukupinya kebutuhan air baku DKI Jakarta yang bersumber dari Bendungan Jatiluhur dan Bendungan Karian, pemerintah akan mengeluarkan aturan yang tegas untuk membatasi penggunaan air tanah di Jakarta. (SNU)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *