SEMARANG, HOTFOKUS – Musim kemarau baru saja dimulai, tapi dua desa di Semarang Jawa Tengah, mulai kesulitan mendapat air bersih. Walikota Hendrar Prihadi menyebut, keduanya adalah Desa Deliksari dan Rowosari.
Ketika daerah lain masih ada yang kerap disiram hujan bahkan banjir, masyarakat dua desa di Semarang secara bergiliran mengambil air dari sendang yang dijadikan tempat penampungan air.
Ketika Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, meninjau Desa Deliksari, Kamis (7/9), sebuah truk tangki milik PDAM Tirta Moedal Kota Semarang terlihat mengedrop air bersih di dekat bak penampungan air.
Menurut Hendi, wilayah Deliksari tiap hari dapat pasokan air bersih yang dikirim truk tangki, sampai kondisi wilayah itu kembali seperti sediakala.
“Saya sudah sampaikan pada rekan-rekan di PDAM Kota Semarang. Tidak hanya di Deliksari, di beberapa tempat yang kesulitan air bersih jika ada permohonan dari warga langsung kirim truk tangki tanpa biaya,” katanya, sebagaimana dilaporkan ANTARA.
Dalam tinjauan itu, Hendi melihat saluran pipa utama PDAM Kota Semarang sudah terpasang di sekitar wilayah itu, tetapi belum bisa terkoneksi karena belum adanya saluran yang terpasang ke rumah-rumah warga.
“Jaringan PDAM ternyata sudah ada. Tadi, dari PDAM juga menyampaikan khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa mendapatkan sambungan PDAM dengan biaya hanya Rp900 ribu yang diangsur 10 kali,” katanya.
Artinya, kata dia, tinggal kesepakatan warga sekitar untuk penyambungan saluran PDAM karena sudah disediakan fasilitas khusus yang meringankan mayoritas MBR di Deliksari dalam biaya pemasangan saluran air PDAM.
Sebenarnya, politikus PDI Perjuangan itu mengatakan untuk mengatasi kesulitan air bersih di Deliksari yang terjadi setiap tahun tinggal menunggu proyek SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) Semarang Barat.
“Sumber airnya dari Waduk Jatibarang. Kalau selama ini masyarakat di daerah Ngaliyan ngambil air di Waduk Jatibarang, nanti kalau SPAM Semarang Barat selesai tidak lagi. Jadi, nanti ke sini,” kat Hendi.
Sementara itu, Erni Lisnawati, warga RT 01/RW 06 Deliksari mengaku kesulitan air bersih itu sudah dirasakan warga sekitar sejak tiga bulan belakangan seiring musim kemarau yang membuat sumur-sumur warga mengering.
“Akhirnya, dijatah ngambil air bersih di bak penampungan ini seminggu sekali. Di sini kan ada enam RT. Setiap RT dijatah satu hari. Airnya dari sendang sini. Digilir ngambil airnya biar semua dapat,” katanya.
Air yang diambilnya dari bak penampungan itu, diakui Erni, hanya digunakannya untuk keperluan mandi dan mencuci karena untuk air minum sudah dibelinya dari air galon karena hanya tinggal berdua bersama suami.
“Kalau saya berdua sama suami paling ngambil secukupnya buat mandi dan cuci-cuci. Tetapi, kalau yang keluarganya banyak kan tidak cukup. Ya, ada juga yang beli, empat jerigennya seharga Rp8 ribu,” pungkasnya.
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *