Cirebon, hotfokus.com
Pjs GM PEP Asset 3 Dewanto Hidayat Wahyu Utomo mengungkapkan, produksi Field Jatibarang memberi kontribusi terbesar pada volume produksi yang dihasilkan PT Pertamina EP (PEP) Asset 3 dibanding dua lapangan lainnya.
“Untuk bulan Juli 2017, dari tiga lapangan yang ada di PEP Asset 3, Field Jatibarang yang paling banyak berproduksi yakni untuk minyak sebesar 6.296 barrel oil per day (BOPD) disusul field Tambun sebesar 2.070 BOPD dan Subang sebesar 1.815 BOPD,” kata Dewanto dalam penjelasannya pada acara kunjungan ke Fasilitas Pertamina di Cirebon, Senin (28/8)
“Sementara untuk produksi gas terbesar berasal dari field Subang yakni sebesar 205.17 juta kaki kubik per hari (mile-mile standard cubic feet per day/MMSCFD), disusul Jatibarang sebesar 46,44 MMSCFD dan Tambun sebesar 25,23 MMSCFD,” tambah dia.
Menurut Dewanto, per Juli 2017, produksi minyak yang dihasilkan PT PEP Asset 3 mencapai 10.181 BOPD dan produksi gas mencapai 290,7 MMSCFD.
“Dari jumlah produksi minyak tersebut, sebanyak 10% diolah di kilang Balongan, sedangkan sisanya di kilang lain milik Pertamina seperti kilang Balikpapan. “Dari jumlah tersbut hanya 10% yang diolah di Kilang Balongan, selebihnya dikirim ke kilang lain milik Pertamina,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, PEP Asset 3 juga mampu menjalankan operasi secara efisien tanpa mengabaikan aspek pengelolaan lingkungan yang baik di tengah kondisi krisis harga minyak global yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. “Secara rata-rata, biaya produksi minyak PEP mencapai US$ 10-15 per barel,” ucapnya.
Mengutip data yang ada, kontribusi produksi migas Asset 3 terhadap induk usaha PT Pertamina EP memang tergolong kecil. Namun jika dirinci, kontribusi produksi gas kepada induk usaha inu berada di peringkat kedua setelah Lapangan Prabumulih Asset 2. “Sementara jika dilihat pendapatan, kontribusi pendapatam Asset 3 di urutan kedua. Sumbangan pendapatan Asset 3 ke induk usaha Pertamina EP bisa mencapai 20% hingga 25%. Sedangkan biaya produksi rata-rata lapangan di Asset 3 mencapai US$ 17-US$ 20 per barel.,” tukasnya.
Masih menurut Dewanto, PEP Asset 3 juga tengah melakukan eksplorasi sumur di Lapangan Bambu Besar dan akan dieksekusi pada Oktober 2017, lebih awal dari perkiraan 2018. Selain itu, Lapangan Subang juga tengah mengembangkan pemboran sumur di Jatiasri sebanyak tujuh titik hingga 2018.
“Dengan pemboran, dua lapangan pengembangan di Lapangan Subang hingga akhir 2017 bisa berproduksi 2.000 bph, dari saat ini 1.709 bph dan gas 200 mmscfd atau relatif tetap dari saat ini,” ujarnya.
Sementara itu secara nasional, dari 10 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) penghasil minyak terbesar di Indonesia, PEP berada di urutan ke tiga degan total produksi sekitar 100 ribu BOPD, setelah Mobil Cepu Ltd sekitar 200 ribu BOPD dan Chevron Pacific Indonesia yang produksinya hampir mencapai 250 ribu BOPD.(esz)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *