ads_hari_koperasi_indonesia_74

Malaysia Berambisi Juara, Indonesia Diganjal?

Malaysia Berambisi Juara, Indonesia Diganjal?

Jakarta, hotfokus – Ketidakpuasan bahkan kemarahan diarahkan sebagian masyarakat Indonesia ke Malaysia saat ini. Pemicunya, kabar penyelenggaraan SEA Games 2017 di negara jiran yang diwarnai sejumlah dugaan kecerobohan bahkan kecurangan berlatar ambisi menjadi jawara pesta olahraga dua tahunan itu.

Masyarakat menuding negara ‘majikan’ bagi banyak tenaga kerja asal Indonesia itu berambisi menjadi jawara SEAG 2017 dengan cara kurang sportif. Kesalahan pemuatan lambang negara Merah Putih dalam buku kenangan SEAG 2017, ditengarai sarat kesengajaan untuk menjatuhkan mental atlit-atlit Indonesia.

Nina Kareynina, warga Cipinang Jakarta Timur, menolak mentah-mentah alasan Malaysia yang menyebut pemuatan Merah Putih secara terbalik dalam buku panduan SEAG 2017 sebagai kesilapan. Alasannya, mestinya buku tersebut melalui proses pemeriksaan materi berkali-kali pada masa sebelum cetak hingga distribusi pasca cetak.

“Itu dapat menjatuhkan mental atlit Indonesia yang berlaga di sana,” kata penggemar Taekwondo tersebut, Selasa (22/8).

Koran Malaysia, Metro, ikut-ikutan memasang Merah Putih yang terbalik dalam salah satu artikel tentang buku kenangan SEAG 2017 (CNN Indonesia Minggu, 20 Agustus 2017).

Dari arena, setidaknya kabar tentang keputusan walk out pasukan takraw putri Indonesia dan sanksi kartu kuning bagi pesepakbola Evan Dimas, berbalut kecurigaan akan kecurangan dan ketidakadilan yang merugikan Indonesia.

Sebagaimana ditulis situs Kementerian Pemuda dan Olahraga, Minggu (20/8), sejak awal pertandingan altit-atlit sepak takraw putri Indonesia telah merasa dikerjain.

Sebanyak lima kali tekong Lena di-fault wasit asal Singapura, saat tim takraw putri Indonesia melawan Malaysia. “Saya sendiri tidak merasa mengangkat kaki ketika tekong, tapi kenapa di fault oleh wasit, bahkan sampai 8 kali. Itulah yang membuat kami memutuskan berhenti. Kami merasa dirugikan oleh wasit,” kata Lena.

“Wasit sangat terlihat membela tuan rumah, beberapa tekong kita di-fault,” kata Asisten Pelatih Tim Takraw Putri Indonesia, Abdul Gani.

Menteri Pemuda dan Olahraga menegaskan beberapa keputusan wasit merugikan Indonesia. Melalui akun Instagram-nya @nahwawi_imam, Menpora mengungkap rasa kesalnya. “Seharusnya keputusan wasit harus diambil secara jujur dan tidak memihak. Seperti ada rekayasa untuk menghalangi langkah Indonesia. Apakah kemenangan harus diraih dengan cara seperti ini?” tanya Imam.

Dugaan untuk menjungkalkan Indonesia makin menguat tatkala muncul pemberitaan sejumlah media Malaysa seperti Utusan, Bharian, dan Bernama yang menulis manajer timnas sepak takraw Indonesia Syafrizal Bachtiar minta maaf karena walkout. Ketiga media Malaysia itu juga mengatakan Indonesia telah mengakui kesalahan tekongnya.

Dengan tegas Syafrizal membantah. “Saya tidak memberikan pernyataan apapun kepada media Malaysia. Saya secara pribadi tidak pernah diwawancarai oleh media Malaysia,” paparnya, Selasa (22/8).

Sementara itu, Asisten Manajer Timnas U-22 Ferry Kono mengatakan, link video dokumentasi yang dijadikan barang bukti untuk mengajukan banding atas kartu kuning terhadap Evan Dimas, justru diblok. Karena itu dia tidak yakin hasil banding diumumkan tepat waktu sebelum pertandingan Indonesia melawan Timnas Vietnam di Stadion Selayang Municipal Council, nanti malam.

“Lucunya link video dokumentasi yang kami jadikan barang bukti, diblok sama mereka,” kata Ferry kepada CNN Indonesia.

“Kami akan tetap berjuang, tapi karena lawan Vietnam besok, kami tidak tahu mereka pakai juru ngeles apa lagi. Karena secara keseluruhan mereka berupaya supaya kontingen tidak nyaman, karena sangat ingin juara,” tambah Ferry.

Evan Dimas mendapat sanksi bermain sebelum Timnas Indonesia U-22 melawan Vietnam. Mantan kapten Timnas Indonesia U-19 itu mendapat akumulasi kartu kuning yang didapatnya saat melawan Filipina dan Timor Leste.

Pihak Timnas Indonesia U-22 memutuskan untuk mengajukan banding kartu kuning Evan Dimas saat melawan Timor Leste karena menganggap pemain 22 tahun itu tidak bermasalah. Evan Dimas yang dilanggar Gumario Augusta dan ditendang Filipe Olivera, justru mendapat kartu kuning.

Melalui akun Instagram-nya, Menpora Imam Nahrawi pun tak mampu meredam rasa jengkelnya. “Hari ini, Saya menemukan dua keputusan wasit yang tidak adil dalam pertandingan yang saya datangi, yakni Sepakbola dan Sepak Takraw Putri. Sangat jelas saya menyaksikan keputusan yang merugikan, bagi Evan Dimas, yang sesungguhnya adalah korban namun justru diganjar kartu kuning,” tulis Imam.

“Seharusnya keputusan wasit harus diambil secara jujur dan tidak memihak. Seperti ada rekayasa untuk menghalangi langkah Indonesia. Apakah kemenangan harus diraih dengan cara seperti ini?” tambah Menpora. (ken)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *