Jakarta, HotFokus.com
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan beberapa jurus untuk meningkatkan indeks daya saing infrastruktur secara global yang saat ini tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Brunei Darussalam. Upaya itu salah satunya adalah melalui pembenahan di sektor regulasi.
“Regulasi is a must untuk disederhanakan. Saat ini semua orang ingin atur, khususnya perizinan. Orang bangga untuk melarang. Padahal kita ingin perbaiki ease of doing business kita. Menurut pak Menteri Dalam Negeri, ada 42 ribu aturan. Padahal dengan banyaknya aturan ini menyebabkan ketidakpastian hukum,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Selasa (22/8).
Selain itu, kata dia, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh Indonesia saat ini masih harus terus ditingkatkan, salah satunya melalui uji kompetensi dan sertifikasi, baik kepada konsultan maupun kontraktor pelaksana di lapangan.
“Konsultan pengawas saja, kalau saya tanya mana petanya, bukunya, enggak ada. Hanya backpack saja, isinya cuma lunch box dan botol minum. Padahal itu tugas kita. Ini yang harus kita tingkatkan kualitas SDM kita,” tegasnya.
Hal lainnya yang harus terus ditingkatkan adalah pemanfaatan inovasi teknologi, kreativitas dalam pembiayaan, dan integritas dari kepemimpinan. Pemanfaatan inovasi teknologi saat ini sudah diterapkan pada pembangunan jembatan dan flyover. Sedangkan dari pembiayaan, pemerintah telah menyusun beberapa model pembiayaan yang dapat mengurangi penggunaan APBN dalam pembangunan, contohnya pada proyek jalan tol dan air minum.
“Hal lainnya yang tak kalah penting adalah integritas kepemimpinan dalam menyelesaikan berbagai pembangunan yang dicanangkan. Hal ini yang menjadi alasan pemerintah kerap blusukan memonitor bahwa proyek yang telah dijalankan berkembang sesuai target dan memecahkan langsung masalah di lapangan,” paparnya.
Basuki optimistis, dengan dijalankannya segala upaya tersebut diatas, maka indeks daya saing infrastruktur RI di mata dunia, bisa ditingkatkan dari peringkat ke 60 saat ini, menjadi peringkat ke 40 di tahun 2018 mendatang.
“Karena kalau biasa-biasa saja, pasti ketinggalan. Makanya kalau Presiden datang ke satu titik proyek yang sama, saya harus dua kali lipatnya, Dirjennya harus empat kali lipatnya. Bukan karena tidak percaya, tapi leadership juga adalah pegangan kita. Kalau dulu orang pakai lagu pop, sekarang kita pakai lagu rock n’ roll. Semuanya supaya kerjanya lebih keras, sehingga hasilnya lebih cepat dan lebih baik,” pungkasnya. (SNU)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *