ads_hari_koperasi_indonesia_74

Indonesia Dipersulit di Malaysia?

Indonesia Dipersulit di Malaysia?

Kuala Lumpur, hotfokus – Tim Takraw Putri Indonesia harus memutuskan Walk Out saat menghadapi tuan rumah Malaysia di Stadium Tasik Titiwangsa, Kuala lumpur, Malaysia, Minggu (20/8) malam. Tim Indonesia merasa dirugikan oleh kepemimpinan wasit utama Muhammad Radi dari Singapura.

Dari set pertama ketika pertandingan dimulai, para pemain Indonesia sudah merasa dikerjain, salah satunya adalah Lena yang tekongnya dianggap ‘ fault’ sebanyak 3 kali, set pertama pun berakhir dengan keunggulan Malaysia 22-20. Pertandingan pun dilanjutkan di set kedua, namun kepusan wasit tetap merugikan Indonesia. Bahkan tekong Lena sampai di fault sebanyak 5 kali. Kondisi tersebut yang membuat para pemain akhirnya memutuskan meninggalkan pertandingan.

“Saya sendiri tidak merasa mengangkat kaki ketika tekong, tapi kenapa di-fault oleh wasit, bahkan sampai 8 kali. Itulah yang membuat kami memutuskan berhenti. Kami merasa dirugikan oleh wasit,” kata Lena.

Pelatih Kepala Tim Takraw Putri Indonesia Asry Syam sempat menghampiri wasit untuk melakukan protes, namun wasit menolak protes tim Indonesia. Asisten Pelatih Abdul Gani menyayangkan keputusan wasit tersebut. “Wasit sangat terlihat membela tuan rumah. Beberapa tekong kita di foult,” kata Abdul.

Menpora yang menyaksikan pertandingan tersebut menyesalkan dengan beberapa keputusan wasit yang merugikan tim Indonesia. Bahkan Menpora ikut turun untuk menenangkan para pemain yang pada menangis.

Menpora yang melihat beberapa pertandingam di hari Minggu memang melihat ada beberapa kejanggalan terhadap beberapa pertandingan. Seperti saat di sepakbola dengan kejadian yang menimpa Evan Dimas ketika mendapat kartu kuning padahal posisi dilanggar.

“Sangat jelas saya menyaksikan keputusan yang merugikan, bagi Evan Dimas, yang sesungguhnya adalah korban namun justru diganjar kartu kuning. Saya meminta pelatih dan manajer Tim Nasional U-22 untuk mengajukan banding atas keputusan ini,” kata Menpora.

“Sementara pada sepak takraw putri, lebih dari 5 kali servis yang seharusnya menjadi point bagi Indonesia, justru dianggap fault dan menjadi keuntungan bagi lawan,” tegasnya.

“Olahraga mengajarkan kita banyak hal tentang makna menghargai kejujuran dan keadilan itulah kenapa lahir kata sportivitas yang menggambarkan makna kata olahraga itu sendiri. Seharusnya Keputusan wasit harus diambil secara jujur dan tidak memihak. Seperti ada rekayasa untuk menghalangi langkah Indonesia. Apakah kemenangan harus diraih dengan cara seperti ini?,” kata Menpora. (kn)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *