Jakarta, HotFokus.com
Pelaku usaha logistik mengaku rugi hingga Rp100 miliar sehari akibat mogok kerja yang dilakukan oleh pegawai PT Jakarta International Container Terminal (JICT) pada Kamis (3/8) kemarin yang mengakibatkan distribusi barang menjadi terhambat.
Hal itu disampaikan oleh Ketua umum Asosiasi Logistik Dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Widiyanto saat ditemui di kantornua, Jakarta, Jumat (4/8). Menurutnya, kerugian yang diderita pelaku usaha logistik itu antara lain disebabkan tersendatnya barang yang harus dikeluarkan dari dalam pelabuhan yang kemudian berdampak terhadap membengkaknya tarif penumpukan petikemas, tarif demorage hingga tarif biaya sewa kontainer.
“ALFI berharap pada pemerintah supaya dalam hal ini supaya tidak terjadi berulang – ulang, ALFI mengharapkan pemerintah harus bisa mengambil keputusan tegas dan ditindaklanjuti supaya ini tdak berulang – ulang. Kalau ini berulang terus mogok, nanti berapa bulan lagi mogok lagi ini terus terang saja sangat merugikan bagi pengusaha,” ujar Widiyanto.
Dia menambahkan, situasi yang kurang stabil di JICT itu telah menyebabkan pelaku usaha logistik untuk sementara waktu mengalihkankegiatan bongkar muat barang khususnya impor ke terminal petikemas lainnya yaitu TPK Koja, Terminal NPCT 1, termasuk juga ke Terminal Operasi 3 milik PT TPT.
“Nah pengalihan bongkar muat barang ke terminal lain ini juga selain menyebabkan peningkatan biaya, kapasitas kapal pun meningkat, sehingga kepadatan bongkar muat tak terelakkan lagi,” pungkasnya. (NAS)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *