ads_hari_koperasi_indonesia_74

KENAIKAN HARGA BBM, DILEMA BUAH SIMALAKAMA

KENAIKAN HARGA BBM, DILEMA BUAH SIMALAKAMA

Oleh  :  Ferdinand Hutahaean
Direktur Executif Energy W Indonesia

Jakarta – hotfokus.com | Baru saja masyarakat bangsa ini disuguhi hadiah tahun baru tentang kenaikan harga BBM NON SUBSIDI dan Pengalihan Subsidi Listrik daya 900 VA serta kenaikan biaya administrasi pengurusan STNK dan BPKB. Publik tentu merespon semua itu secara beragam. Ada yang merespon negatif dan ada yang merespon secara objektif permasalahan. Dan selain itu ada juga yang merespon dengan menjadikannya sebagai isu politik. Inilah bangsa kita, bangsa yang kaya dengan berbagai macam pendapat dan pemikiran. Namun akan lebih indah jika kita objektif menilai setiap permasalahan dan isu.

Kenaikan harga BBM Non Subsidi

Harga minyak dunia akhir-akhir ini terus merangkak naik perlahan dari tahun-tahun lalu yang terjun bebas hingga berkisar USD 35 perbarel sekarang perlahan mencapai angka di harga USD 53 perbarel. Ada kenaikan yang perlahan namun pasti terus terjadi. Adanya keputusan OPEC yang akan memangkas produksinya sebesar 1,2 juta barel perhari tentu akan semakin menaikkan harga minyak mentah beberapa bulan kedepan dan diprediksi akan mencapai harga USD 60 perbarel. Dan kenaikan harga ini tentu akan berdampak tidak baik bagi rakyat karena dapat dipastikan bahwa kenaikan harga BBM pasti akan terjadi.

Kenaikan harga BBM NON SUBSIDI yang dilakukan oleh Pertamina pada awal Januari ini adalah sesuatu keniscayaan yang harus terjadi. Meski secara nurani, tentu pertamina tidak ingin kenaikan itu terjadi. Saya percaya pejabat Pertamina tidak suka jika harus menaikkan harga BBM karena akan menambah beban ekonomi masyarakat. Namun posisi itu akan menjadi dilema karena kepentingan bisnis Pertamina harus dijaga supaya tidak merugi.

Karena kerugian akan mengganggu stabilitas operasional Pertamina dan tentu akan berdampak pada penyediaan atau distribusi BBM keseluruh Indonesia. Kita tentu bisa bayangkan situasi nasional jika distribusi BBM terganggu. Akan ada kelangkaan BBM dimana-mana dan itu akan mengakibatkan terganggunya kondusifitas dan keamanan ditengah publik. Itulah resiko-resiko yang harus dihindari oleh management Pertamina.

Bulan Desember 2016 tercatat terjadi kenaikan MOPS dikisaran 6,5%. Artinya jika mengacu pada kenaikan MOPS ini, maka kenaikan harga BBM berada dikisaran Rp.500 s.d Rp.600 / liternya. Namun Pertamina mengambil jalan tengah dengan menaikkan harga dikisaran 4% atau sekitar Rp.300/liter. Dengan kebijakan ini rakyat tentu akan mendapat beban tambahan namun Pertamina juga harus lebih behemat dan mekakukan efisiensi karena kenaikan belum sesuai keekonomian. Artinya masih ada beban yang harus ditanggung oleh Pertamina termasuk beban distribusi untuk membuat kebijakan satu harga BBM seluruh Indonesia bisa berjalan.

Evaluasi Harga BBM Non Subsidi Mengikuti Harga Pasar

Kita mengenal 2 kelompok BBM. 1 kelompok adalah BBM Non Subsidi yang harus mengikuti harga keekonomian atau harga pasar. Yang masuk dalam kelompok ini adalah Pertalite, Pertamax, Pertamax Plus, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex. Semua ini jenis BBM yang naik harganya karena harus mengikuti kenaikan harga MOPS dan kenaikan harga minyak dunia.

Kelompok kedua adalah BBM Penugasan. BBM PREMIUM adalah BBM penugasan yang tidak lagi mendapat subsidi tapi harganya masih ditetapkan oleh Pemerintah. BBM SOLAR adalah BBM yang masih mendapat subsidi hingga saat ini. Kedua jenis BBM ini tidak dinaikkan harganya oleh Pemerintah. Artinya atas kenaikan MOPS dan kenaikan harga minyak dunia, akan ada beban yang ditanggung oleh Pertamina terhadap kedua jenis BBM ini.

Kita memang berharap untuk bisa menikmati BBM dengan harga murah, dan kalau bisa tidak perlu dinaikkan. Tapi disisi lain, kelangsungan ketersediaan BBM dan distribusi BBM harus kita jaga. Dengan demikian, suka tidak suka kenaikan itu adalah sebuah keniscayaan. *Memang kenaikan harga BBM itu seperti dilema buah simalakama bagi Pertamina. Dinaikkan kasihan rakyat, tidak dinaikkan Pertamina merugi. Semoga ekonomi rakyat meningkat lebih sejahtera kedepan.

*penulis adalah Direktur eksekutif Energy Watch Indonesia

Sumber Foto : http://setkab.go.id

 

—–***—–

*HotFokus.com adalah media online bagi masyarakat umum. Bagi pembaca/netter yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/opini/pendapat/ide atau gagasan melalui HotFokus.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : redaksi@hotfokus.com. Setiap tulisan yang terbit di HotFokus.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *