Jakarta – hotfokus.com | Kenaikan harga jual bahan bakar minyak (BBM) non subsidi mulai 5 Januari 2017 adalah merupakan aksi murni korporasi PT Pertamina . Kenaikan harga bbm hanya terjadi pada bbm non subsidi saja .
Harga solar dan premium tidak naik, dan angkutan umum serta masyarakat yang biasa menggunakan bbm premium atau solar subsidi tetap bisa membeli BBM tsb dengan harga yang seperti biasa.
Menurut Sofyano Zakaria, Pengamat kebijakan energi: ” implikasi kenaikan harga BBM Non subsidi , seharusnya tidak berpengaruh terhadap harga bahan kebutuhan pokok (sembako) serta harga barang dan jasa lainnya,”
Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) tersebut , Sofyano Zakaria , menambahkan : “Harga BBM subsidi yang banyak digunakan kendaraan umum baik angkutan barang atau penumpang masih tetap. Mereka bisa mendapatkan solar dan premium tetap dengan harga normal”.
Harga BBM premium Rp6.450/ liter (non jamali) dan harga Rp6.550/ liter di luar wilayah Jakarta, Madura dan Bali (jamali). Sementara, harga solar bersubsidi Rp.5.150/liter.
Disamping naiknya harga minyak dunia, tambah Sofyano setibanya dari Jeddah, besaran harga BBM non subsidi atau bbm keekonomian , juga terpengaruh dan terkait dengan kurs US dollar.
Sofyano zakaria menambahkan bahwa sudah jelas terbaca dari apa yang disampaikan pemerintah bahwa kenaikan harga BBM hanya untuk bbm non subsidi yang selama ini memang harganya ditetapkan oleh badan usaha seperti Shell, Total , AKR dan Pertamina yang kita tahu untuk pertamina adalah pada jenis bbm Pertamax, Turbo, Pertalite, Dex dan Dexlite .
Sofyano melanjutkan bahwa Kenaikan harga BBM itu pantas terjadi pada bisnis bbm non subsidi disebabkan naiknya harga minyak dunia yang sudah terjadi sejak bulan lalu. Rata-rata harga minyak mentah bulan lalu masih 44-47 usdol/ barel, Namun Saat ini, harga minyak mentah dunia sudah naik menjadi US$52-55 / barel. Implikasinya, tentu harga produk BBM non subsisi akan naik pula,” jelas Sofyano.
Kenaikan harga jual BBM keekonomian (Non Subsidi) ini, menurut Sofyano, juga terjadi di seluruh dunia. “Kecuali pada negara-negara yang memang masih mensubsidi BBM-nya (ini sama seperti di Indonesia),” terang Sofyano.(red)
*HotFokus.com adalah media online bagi masyarakat umum. Bagi pembaca/netter yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/opini/pendapat/ide atau gagasan melalui HotFokus.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : redaksi@hotfokus.com. Setiap tulisan yang terbit di HotFokus.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *