ads_hari_koperasi_indonesia_74

Archandra, Contoh Pupusnya Nasionalisme Anak Bangsa

Archandra, Contoh Pupusnya Nasionalisme Anak Bangsa

Jakarta – hotfokus.com | Setelah kurang lebih 3 hari , status kewarganegaraan Archandra, menteri esdm, dipergunjingkan publik , akhirnya malam hari ini 15 Agustus 2016 , Pemerintah secara resmi telah mengumumkan pemberhentian Archandra dari jabatannya selaku Menteri ESDM RI .

“Pemberhentian Archandra oleh Pemerintah , secara hukum dapat dimaknai , Pemerintah mengakui bahwa Archandra benar telah menjadi warga negara Amerika” ujar Sofyano Zakaria, direktur pusat studi kebijakan publik , puskepi.

Kasus Archandra , pada hakekatnya adalah terkait dengan pupusnya semangat nasionalisme pada diri putra bangsa.

Rasa bangga menjadi putra bangsa Indonesia , sudah nyaris tergerus oleh sikap materialistis , sehingga membuat ada putra putri negeri ini , yang rela menukar kewarganegaraannya dengan kewarga negaraan asing , lanjut Sofyano.

Kita sebagai putra bangsa pantas bangga dengan kentalnya nasionalismenya BJ Habibie yang walau sering ditawarkan menjadi warga negara Jerman tetapi beliau tetap bangga menjadi putra bangsa Indonesia , tutur Sofyano.

Di masa  kini , nasionalisme tidak lagi menjadi ruh pada raga anak bangsa , sehingga dengan mudah seseorang menanggalkan nasionalisme hanya karena uang , harta dan jabatan, tambah Sofyano.

Pupusnya nasionalisme bukan hanya terjadi pada kasus menanggalkan ke warga negaraan Indonesia dan beralih ke kewarga-negaraan asing , tetapi juga pada sikap perilaku dan moral yang tidak nasionalis.

“WNI yang bermoral WNA lebih berbahaya dari WNA sesungguhnya. Ini sama halnya dengan Serigala berbulu domba, tambah Sofyano.

Mereka yang mendukung dan ikut memberikan jalan sehingga bangsa luar bisa leluasa menguasai sumber daya alam dan ekonomi bangsa ini , mereka itu adalah orang yang tidak memiliki nasionalisme dan ini lebih berbahaya dari WNA itu sendiri” ujar Sofyano lagi.

Nasionalisme , menurut Sofyano , adalah jiwa yang sempurna yang selalu berniat berfikir berbuat bagi kepentingan , kejayaan dan kemuliaan bangsa. Bukan buat dirinya sendiri atau kelompok dan golongan nya . Mereka yang berbuat untuk kepentingan sendiri, itu adalah orang yang tidak nasionalis.

Mereka yang meninggalkan negeri ini karena alasan materialis termasuk yang melarikan diri dari jerat hukum dan beralih menjadi warga negara asing , pantas untuk dicemooh dan seharusnya mereka itu punya rasa malu untuk datang ke negeri yang sudah mereka lecehkan. Harusnya Pemerintah melarang orang yang semacam ini tidak boleh injakan kakinya lagi ke negeri ini.

Sofyano juga memprihatinkan lunturnya nasionalisme yang telah merambah ke banyak orang dinegei ini. Sofyano memberi contoh : ” Perayaan hut kemerdekaan Republik Indonesia, banyak yang tidak memaknai hari kemerdekaan itu dengan semangat nasionalis yang kental. Perayaan hut kemerdekaan nyaris ditandai hanya dengan perayaan seremonial belaka. nyaris tidak memaknainya sebagai hari keramat bagi bangsa yang merupakan hari untuk menghargai pengorbanan para pejuang kemerdekaan” .

Masih banyak veteran pejuang kemerdekaan bangsa yang hidupnya memprihatinkan , tetapi mereka nyaris tidak ditoleh oleh masyarakat. Bahkan dihari perayaan hut kemerdekaan yang mereka perjuangkan dulu, mereka hanya jadi penonton belaka. Nyaris tak terdengar ucapan terimakasih kepada mereka , tambah Sofyano.

Kita pantas memberi acungan jempol jika masih ada orang yang peduli terhadap pejuang dan mereka itulah orang yang masih punya nasionalisme pada jiwa dan raganya, tutup sofyano (red/za)

Sumber Foto : abisyakir.files.wordpress.com

—–***—–
*HotFokus.com adalah media online bagi masyarakat umum. Bagi pembaca/netter yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/opini/pendapat/ide atau gagasan melalui HotFokus.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : redaksi@hotfokus.com. Setiap tulisan yang terbit di HotFokus.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *