Jakarta, Hotfokus.com
Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG), Kementrian KLHK, Nazir Foead menjelaskan, hasil yang dicapai pihaknya dalam tiga tahun terakhir ikut berkontribusi dalam mengurangi kebakaran hutan dan lahan secara signifikan.
Menurutnya, titik panas yang pihaknya identifikasi dalam radius 2 Km dari lokasi infrastruktur pembasahan gambut sangat kecil, yakni di bawah 10 persen. “Meskipun demikian kami sadar tugas ini masih panjang dan membutuhkan kerja keras untuk mencapai hasil yang diinginkan pada tahun 2020,” tegas Nazir Foead peringatan Tiga Tahun Restorasi Gambut di Indonesia di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Selasa (29/1).
Dikatakan, selama tiga tahun ini, BRG bersama KLHK, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), TNl/Polri, pemerintah daerah, perguruan tinggi, masyarakat, dan LSM bergotong royong membasahi 679.901 hektare areal target restorasi ekosistem gambut yang berada di luar wilayah konsesi. “Untuk areal konsesi dilakukan supervisi yang baru dimulai pada September 2018 lalu,” ucapnya.
Lebih jauh ia mengungkapkan, kegiatan restorasi gambut tiga tahun terakhir banyak dilakukan bersama masyarakat. Sebanyak 262 desa dan kelurahan didampingi BRG dan LSM melalui Program Desa Peduli Gambut ikut dalam kegiatan tersebut. Kader restorasi di tingkat tapak berjumlah lebih 10 ribu orang yang terdiri dari guru, tokoh agama, petani kader sekolah lapang, perempuan, dan anggota kelompok masyarakat.
Terkait dengan partisipasi masyarakat dan pemerintah daerah, diberikan penghargaan kepada Desa Peduli Gambut Terbaik, Kader Kelompok Masyarakat Terbaik, Kader Sekolah Lapang dan Dinas Pengelola Tugas Pembantuan Restorasi Gambut Terbaik.
Sebagai upaya pencegahan dini terhadap kekeringan gambut, BRG memperkenalkan SIPALAGA atau Sistem Pemantau Air Lahan Gambut. Sistem ini memungkinkan kita dapat memantau Tinggi Muka Air (TMA) di ekosistem gambut secara langsung (real time).(ert)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *