JAKARTA – Median harga properti residensial secara nasional berada di titik 104,7 pada kuartal I 2018. Median harga 104,7 adalah sebuah peningkatan sebesar 1,06% dibandingkan kuartal yang sama pada 2017 namun merupakan penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya (Q4-2017) yang berada di angka 105,6. Kenaikan harga property itu berdasarkan survei yang dilakukan Rumah.com, melalui Rumah.comProperty Index.
Country Manager Rumah.com, Marine Novita, menjelaskan, data Rumah.com Property Index itu merupakan hasil analisis dari 400.000 lebih listing properti yang diakses oleh 5,5 juta pengunjung setiap bulan. Dengan beragam teknik statistik, data dari 400.000 lebih listing properti residensial di Rumah.com dikumpulkan dan dianalisis untuk menunjukkan pergerakan penentuan harga dari sisi suplai.
Ekonom PermataBank, Josua Pardede menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 1Q18 diperkirakan lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu dimana perekonomian ditopang oleh investasi serta ekspor, sementara konsumsi rumah tangga diperkirakan masih flat. Kedepannya, perekonomian sepanjang tahun 2018 ini diperkirakan sekitar 5,2%, tumbuh lebih tinggi dari tahun 2017 yang tercatat 5,07%.
Sementara, penjualan properti residensial pada akhir tahun lalu menunjukkan tren yang meningkat secara gradual. Pertumbuhan sektor properti tahun 2018 ini diperkirakan masih ditopang oleh properti residensial baik rumah tapak dan apartemen. Tren suku bunga KPR dan KPA yang menurun diperkirakan akan meningkatkan minat pembelian properti.
Kebijakan pemerintah juga diperkirakan akan tetap menopang sektor properti tahun ini antara lain percepatan pembangunan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), skim KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dan skim KPR Selisih Suku Bunga dan Bantuan Uang Muka.
‘’Selain itu, pembangunan kawasan Transit Oriented Development (OTD) yang ditunjang oleh pembangunan infrastruktur MRT dan LRT diperkirakan akan meningkatkan permintaan karena akan memudahkan masyarakat dalam menjangkau akses lokasi kerja dan hunian,” jelas Josua.
Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan, menjelaskan, dalam satu tahun terakhir, pasar properti nasional telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Namun demikian, Index belum bisa mencapai titik tertinggi sejak 2015, yakni 105,9, yang terjadi pada Q1 2016.
Penurunan Index harga properti residensial nasional pada Q1 2018 (q-o-q) dipengaruhi oleh penurunan yang terjadi di sejumlah provinsi padat hunian di Indonesia. DKI Jakarta turun sebesar 0,39% pada Q1 2018 (q-o-q), sementara Banten mengalami penurunan sebesar 1,8% (q-o-q) dan Jawa Timur mengalami penurunan terbesar yakni 2,1% (q-o-q).
Pasar properti residensial di Jawa Barat tetap stabil. Index Jawa Barat berada pada titik 107,3 atau naik sebesar 1,3% dibandingkan kuartal sebelumnya (q-o-q). Jawa Tengah juga mengalami kenaikan Index, yakni sebesar 0,6% (q-o-q). “Sementara itu dari sisi suplai properti residensial secara nasional, berdasarkan Rumah.com Property Index mengalami kenaikan sebesar 6,8% pada Q1 2018 dibandingkan dengan Q4 2017 (q-o-q). Secara tahunan, suplai properti residensial nasional mengalami peningkatan sebesar 8,1%,” jelas Ike.(ACB)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *