ads_hari_koperasi_indonesia_74

Impor Indonesia Jeblok, Jokowi Tegur Mendag

Impor Indonesia Jeblok, Jokowi Tegur Mendag

JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengancam akan menutup Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), jika tidak produktif meningkatkan perdagangan Indonesia di luar negeri.

“ITPC apa yang dilakukan bertahun-tahun? Apa mau kita teruskan? Kalau saya lihat tidak ada manfaatnya, ya saya tutup. Negara keluar biaya untuk itu jangan lupa. Negara keluar uang yang tidak kecil,” tegas Presiden.

Ancaman menutup ITPC ditebar saat Presiden membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan tahun 2018 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/1) pagi.

Presiden memang tampak tak dapat menyembunyikan kekecewaan ketika mengetahui nilai ekspor Indonesia tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Padahal Indonesia memiliki sumber daya dengan jumlah lebih banyak yang membuat seharusnya lebih unggul ketimbang negara tetangga dengan sumber daya lebih terbatas.

“Sangat jelas, kalau kita lihat angka-angka, ekspor Indonesia sudah sangat jauh tertinggal dengan negara-negara sekitar kita. Ini fakta,” lantang Presiden.

Menurutnya saat ini Thailand, Malaysia, dan Vietnam sudah mengungguli Indonesia dalam soal ekspor. “Kalau kita terus seperti ini, bisa kita kalah dengan Kamboja atau Laos,” sambung Presiden.

Thailand, dalam paparan Presiden, berhasil membukukan angka ekspor di tahun 2016 sebesar USD 215 miliar. Sementara Malaysia, sebesar USD 189 miliar. Adapun Vietnam berhasil membukukan sebesar USD 176 miliar.

“Kita USD 145 miliar. Negara sebesar ini kalah dengan Thailand yang penduduknya 68,9 juta, Malaysia 31,2 juta, dan Vietnam 92,7 juta. Dengan SDM yang sangat besar, kita kalah,” tuturnya.

Berdasarkan angka-angka yang disebutkannya, Presiden mengatakan selama ini telah terjadi kesalahan di Indonesia. Karena itu Presiden menginstruksikan untuk dilakukan perubahan. “Kita merasa bekerja, tapi sepertinya kalau dibandingkan dengan yang lain hasilnya kita harus lihat kembali,” katanya.

Presiden juga menyayangkan pasar-pasar potensial yang sejauh ini tidak tergarap maksimal untuk menggenjot nilai ekspor Indonesia. Presiden mencontohkan pasar Pakistan dan Bangladesh yang menurutnya sangat potensial untuk dimasuki Indonesia. Padahal negara-negara lain sudah lama menggarap pasar-pasar tersebut.

“Kita tidak pernah menengok Pakistan misalnya. Penduduknya 207 juta dibiarkan, tidak kita urus. Bangladesh misalnya, penduduknya tidak kecil 163 juta, ini pasar besar. Meski kita sudah surplus tapi masih terlalu kecil angkanya,” ucapnya.

Ia sangat menyayangkan kesempatan emas untuk dapat berpromosi ke Bangladesh yang dilewatkan begitu saja. Dirinya meminta agar kesalahan ini tidak diulangi kembali.

“Bahkan kemarin ada ekspo di Bangladesh kita tidak ikut sama sekali. Semua negara ikut, kita tidak ikut. Kesalahan-kesalahan ini yang rutin kita ulang dan tidak pernah kita perbaiki,” tuturnya. (kn)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *