ads_hari_koperasi_indonesia_74

Pertamina Gaspol Kembangkan Multistage Fracturing, Siap Genjot Produksi Migas Nasional

Pertamina Gaspol Kembangkan Multistage Fracturing, Siap Genjot Produksi Migas Nasional

Jakarta, hotfokus.com

Pertamina kembali menunjukkan agresivitasnya di sektor hulu dengan memperkenalkan teknologi Multistage Fracturing (MSF), yang kini menjadi standar baru dalam upaya mendongkrak produksi migas nasional. Teknologi ini dijalankan lewat Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan langsung menempatkan Pertamina sebagai pionir dalam penerapan MSF di Indonesia.

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyampaikan dukungan penuh atas terobosan ini. Ia menilai MSF membuka era baru bagi industri hulu migas nasional karena membuktikan bahwa perusahaan dalam negeri mampu menguasai teknologi yang selama ini identik dengan pemain global.

Saat meninjau proyek MSF di Riau, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menekankan bahwa inisiatif ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo untuk meningkatkan produksi secara agresif demi mengejar ketahanan dan kedaulatan energi. Ia menegaskan bahwa skala operasi Pertamina harus terus diperbesar dengan efisiensi, inovasi, dan keselamatan sebagai fondasi utama.

Simon juga memberikan apresiasi kepada tim PHR dan talenta muda yang sukses menjalankan proyek strategis ini, sekaligus mengajak seluruh pihak memperkuat kolaborasi demi mencapai swasembada energi.

Wakil Direktur Pertamina, Oki Muraza, menambahkan bahwa MSF terbukti memangkas biaya dan meningkatkan efisiensi pemboran. PHR kini mengadopsi metode perforasi eksplosif dan sistem one-run plug and perf berbasis smart coiled tubing—konfigurasi yang pertama diterapkan di Indonesia dan membawa lompatan besar dalam penghematan waktu serta logistik.

Pengembangan MSF terus berlanjut, termasuk di sumur KB570 di Lapangan Kotabatak. Pertamina menargetkan lebih banyak sumur horizontal MSF pada 2025–2026 di Kotabatak, Balam South East, dan Bangko, dengan fokus memperluas cakupan lapangan dan menekan biaya pemboran.

MSF sendiri memungkinkan terciptanya banyak rekahan dalam satu sumur horizontal, sehingga proses pengambilan minyak dan gas menjadi jauh lebih optimal. Dengan strategi ini, Pertamina yakin bisa menjaga produktivitas hulu migas sekaligus mendukung agenda transisi energi dan target Net Zero Emission 2060. (*)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *