ads_hari_koperasi_indonesia_74

Pertamina Bukukan Transaksi Kredit Karbon 37 Ribu Ton CO2e di COP30, Bukti Serius Dorong Energi Bersih

Pertamina Bukukan Transaksi Kredit Karbon 37 Ribu Ton CO2e di COP30, Bukti Serius Dorong Energi Bersih

Jakarta, hotfokus.com

PT Pertamina (Persero) terus menunjukkan kiprahnya dalam mendorong transisi energi hijau. Dalam forum global perubahan iklim COP30 di Belèm, Brasil, Pertamina sukses melakukan transaksi penjualan kredit karbon sebanyak 37 ribu ton CO2e kepada Bank Mandiri dan CIMB Niaga.

Kredit karbon tersebut dihasilkan dari dua proyek energi bersih Pertamina, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei di Sumatra Utara dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong di Sulawesi Utara. Langkah ini memperkuat posisi Pertamina sebagai pelaku utama dekarbonisasi di sektor energi nasional.

“Pertamina memanfaatkan momen COP30 untuk memperluas peluang perdagangan karbon, terutama di Paviliun Indonesia yang mempertemukan penjual dan pembeli kredit karbon,” jelas Agung Wicaksono, Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Kamis (12/11/2025).

Sejak peluncuran perdagangan kredit karbon pertama di Indonesia melalui IDXCarbon pada September 2023, Pertamina telah mengantongi total penjualan mencapai 864 ribu ton CO2e atau setara USD 3 juta.

Menurut Agung, perusahaan kini menyiapkan internal carbon pricing untuk memperkuat keputusan investasi sekaligus menghitung nilai ekonomi karbon di setiap proyek. Dengan langkah ini, Pertamina dapat mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) seperti geothermal, biogas, hingga solusi berbasis alam seperti reforestasi.

“Pertamina memiliki banyak proyek geothermal yang potensial. Seluruh proyek akan melalui proses Measurement Registration Verification (MRV) agar diakui secara nasional dan global,” ungkapnya.

Agung menegaskan, proyek-proyek tersebut tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga bernilai ekonomi tinggi. “Proyek hijau ini bukan hanya green, tapi juga gold, karena memberikan nilai tambah bagi pembangunan ekonomi dan keberlanjutan,” tambahnya.

Sementara itu, Muhammad Baron, VP Corporate Communication Pertamina, menyebutkan bahwa perusahaan menjadi pionir perdagangan karbon di Indonesia melalui kerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kementerian Lingkungan Hidup.

“Pertamina melalui subholding NRE terus menghasilkan kredit karbon dari proyek panas bumi dan pengolahan limbah kelapa sawit. Kami berkomitmen memperluas ekosistem perdagangan karbon dan mempercepat dekarbonisasi nasional,” jelas Baron.

Sebagai pemimpin transisi energi di Indonesia, Pertamina terus memperkuat penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) serta berkontribusi terhadap target Net Zero Emission 2060 dan capaian Sustainable Development Goals (SDGs). (*)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *