ads_hari_koperasi_indonesia_74

Pertamina Diproyeksikan Jadi Pemimpin Bahan Bakar Penerbangan Ramah Lingkungan di Kawasan

Pertamina Diproyeksikan Jadi Pemimpin Bahan Bakar Penerbangan Ramah Lingkungan di Kawasan

Jakarta, hotfokus.com

Indonesia kembali mencuri perhatian dunia di ajang COP 30 yang digelar di Belem, Brasil. Dalam forum iklim terbesar ini, MPR RI mendorong Pertamina untuk tampil sebagai pemain utama di kawasan dalam pengembangan sustainable aviation fuel (SAF) atau bahan bakar penerbangan berkelanjutan berbasis minyak jelantah.

Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menilai pengembangan SAF bukan hanya langkah menekan emisi karbon, tetapi juga strategi jangka panjang untuk memperkuat ketahanan energi sekaligus meningkatkan daya saing industri nasional. “Langkah ini sejalan dengan ambisi Indonesia mencapai net zero emission sebelum 2060, tanpa mengorbankan laju pertumbuhan ekonomi,” ujarnya dalam sesi diskusi di Paviliun Indonesia, Selasa (12/11/2025).

Eddy mengapresiasi komitmen Pertamina yang berhasil membuka peluang ekonomi baru melalui transformasi minyak jelantah menjadi bahan bakar ramah lingkungan. Potensi bahan baku di Tanah Air disebut sangat besar, mencapai 715 kiloton per tahun, meski saat ini baru sekitar 30 persen yang berhasil dimanfaatkan. “Visi kami sederhana, menjadikan SAF bukan proyek uji coba, melainkan bagian dari strategi nasional yang menempatkan Pertamina sebagai pemimpin di sektor ini,” tegasnya.

Sementara itu, Deputi Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, Odo R.M. Manuhutu, menuturkan bahwa pengembangan SAF menjadi langkah nyata dekarbonisasi transportasi. “Transportasi adalah salah satu penyumbang emisi terbesar. Pemerintah menargetkan penggunaan SAF minimal 1% untuk maskapai nasional pada 2027,” jelasnya.

Pertamina sendiri telah menyiapkan ekosistem lengkap dari hulu ke hilir untuk mendukung produksi SAF, mulai dari pengumpulan jelantah, proses pengolahan di kilang, hingga distribusi ke maskapai penerbangan. Keberhasilan ini memperkuat konsep ekonomi sirkular sekaligus menjaga kemandirian energi Indonesia. Tak heran, SAF menjadi sorotan utama Paviliun Indonesia di COP 30 dengan tema “Accelerating Substantial Actions of Net Zero Achievement through Indonesia High Integrity Carbon.”

Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, menegaskan kesiapan perusahaan memperbesar kapasitas produksi SAF sejalan dengan kebijakan pemerintah. “Pertamina siap mendukung setiap langkah menuju dekarbonisasi industri penerbangan nasional,” ujarnya.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Muhammad Baron, menambahkan bahwa SAF bukan hanya solusi ramah lingkungan, tetapi juga membantu industri penerbangan memenuhi standar internasional CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation). “SAF adalah masa depan bahan bakar aviasi. Pertamina berkomitmen menghadirkan produk berkualitas tinggi agar maskapai mudah beralih ke energi hijau,” tuturnya.

Dengan semangat transisi energi dan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG), Pertamina terus memperkuat peran strategisnya dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission 2060. SAF kini menjadi bukti nyata bagaimana inovasi lokal dapat menempatkan Indonesia di garis depan revolusi energi hijau dunia. (*)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *